Masih luasnya lahan yang tersedia serta gencarnya pembangunan infrastruktur, menjadikan Kabupaten Bandung (khususnya Kawasan Bandung Selatan) sebagai wilayah yang siap mendulang bisnis properti. Begitu pula perkembangan kawasan Bandung Timur yang masih menjanjikan dengan pasar mahasiswanya yang cukup besar.
Berbicara mengenai perumahan di Kabupaten Bandung tidak akan ada habisnya. Bagaimana tidak, kawasan ini termasuk kawasan yang telah siap merekah bisnis propertinya. Bisa dibayangkan jika kereta api cepat Jakarta – Bandung telah selesai dibangun. Mungkin acara groundbreaking akan menjadi seremonial sehari – hari bagi para developer properti.
Bisnis properti tidak bisa lepas dari infrastruktur sebagai salah satu penggeraknya. Pembangunan infrastruktur kini semakin gencar dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penduduk yang bisa mencapai 80 juta jiwa pada tahun 2045 di koridor Jakarta – Bandung. Pemerintah pusat telah mencanangkan sejumlah rencana dan roadmap pembangunan, termasuk pemerintah Bandung dalam menyambut kehadiran Megapolitan Jakarta – Bandung pada tahun 2045.
Pemerintah telah memprediksi terjadinya pertumbuhan megapolitan dari Jakarta ke arah timur – selatan, menuju tenggara. Hal ini akan mendorong bersatunya megapolitan Jakarta dan Bandung yaitu Jakarta – Bandung Megapolitan Urban Area yang diperkirakan akan terlaksana pada tahun 2045.
Salah satu kawasan Bandung yang akan menjadi megapolitan urban area adalah kawasan Bandung Selatan. Hal tersebut bukan tanpa alasan, Bandung Selatan merupakan kawasan yang sangat strategis, karena dilintasi Tol Soroja (Soreang – Pasir Koja), dan Tol Padaleunyi. Selain itu ada juga rencana pembangunan elevated toll road, kereta cepat dan proyek infrastruktur lainnya.
Menurut penuturan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, Agung Suryamal. Pembangunan infrastruktur akan memberi dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi di wilayah tersebut. Sebagai contoh, hadirnya Tol Soroja diperkirakan akan mampu meningkatkan perekonomian kawasan Bandung Selatan hingga 30% pada 4 – 5 tahun kedepan. Ditambah lagi semakin singkatnya waktu tempuh antara Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung (Soreang), yang awalnya menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam menjadi 12 menit saja.
Baca juga: Mau Tahu Kapan Harga Rumah Turun?
Ia juga berpandangan bahwa Bandung Selatan dapat membantu perekonomian nasional baik pada sektor pariwisata maupun ekspor. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa pemerintah menekankan kedua sektor tersebut untuk menstabilkan perekonomian nasional.
Tidak mengherankan jika Pemerintah Bandung gencar dalam pelakukan pembangunan infrastruktur. Misalnya saja dilakukan pelebaran jalan arteri menuju Bandung Selatan, dari yang awalnya ROW 16 menjadi ROW 20.
Saat ini telah disiapkan pula Light Rail Transit (LRT) yang mengubungkan 5 wilayah, yaitu Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, hingga Sumedang. LRT Bandung Raya ini akan terintegrasi kedalam 3 koridor yang mengarah ke kawasan Bandung Selatan.
Tak hanya itu, akan hadir pula metro kapsul kota Bandung yang telah direncanakan Permerintah kota Bandung pada Februari 2018 lalu, serta pembangunan jalur kereta api Rancabuaya – Ciwidey.
Disisi lain, dilihat dari kondisi wilayahnya, terdapat disparitas antar kawasan Bandung Utara dengan Bandung Selatan. Hal tersebut disampaikan oleh Ade Sjafruddin, seorang praktisi transportasi dari ITB Bandung. Ia menilai bahwa kawasan Bandung Selatan memiliki potensi untuk berkembang lebih luas. Karena disamping terdapat konektivitas secara langsung dengan sebagian kawasan Bandung Timur, Bandung Selatan juga masih memiliki lahan yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Berbeda dengan kawasan Bandung Utara yang kini lahannya terbatas dengan adanya area konservasi dan hutan lindung.
Baca juga: Cara Efektif Menabung Untuk Beli Rumah
Potensi besar yang dimiliki kabupaten Bandung ini ditangkap dengan baik oleh para pebisnis properti. Tidak hanya developer properti konvensional, tetapi juga developer properti yang syar’iy pun kini turut meramaikan pasar Perumahan di Kabupaten Bandung, salah satunya adalah Sharia Green Land.
Developer yang telah lama berkecimpung di dunia properti ini, berhasil mengerjakan 8 proyek yang tersebar di beberapa wilayah. 2 diantaranya berada di Kabupaten Bandung yaitu Sharia Islamic Soreang (SIS) di kawasan Bandung Selatan, dan Sharia Islamic Cimuncang (SIC) di kawasan Bandung Timur.
Sharia Islamic Soreang mengusung konsep cukup unik, yaitu “Hunian Islami Terintegrasi”. Perumahan di Kabupaten Bandung ini tidak hanya menekankan sistem transaksinya yang sesuai syariah dan fasilitas yang lengkap namun juga budaya penghuninya yang sesuai dengan budaya Islam.
Sepintas, konsep ini terlihat sulit untuk diwujudkan, namun pada kenyataannya, Sharia Green Land telah berhasil menerapkan konsep “Hunian Islami Terintegrasi” ke salah satu proyeknya yang berlokasi di Purwakarta, yaitu Puri Nirana Cigelam (PNC). Maka tak heran jika Sharia Green Land sebagai pengembang, menjadikan Puri Nirana Cigelam sebagai blue print nya Sharia Islamic Soreang.
Disisi lain, Sharia Islamic Cimuncang merupakan perumahan yang baru hadir di Kawasan Bandung Timur. Bahkan saat tulisan ini dibuat, perumahan ini belum launching secara resmi. Uniknya, beberapa kavling di Sharia Islamic Cimuncang sudah sold out. Hal ini membuktikan bahwa potensi Bandung Timur untuk bisnis properti sangatlah besar.
Jika Anda tertarik dengan perumahan islami yang diusung oleh Sharia Green Land ini silahkan kunjungi halaman Sharia Islamic Soreang, Sharia Islamic Cimuncang, dan Puri Nirana Cigelam.
Baca juga: Beli Rumah Atau Mobil, Mendingan Yang Mana?
Masih luasnya lahan yang tersedia serta gencarnya pembangunan infrastruktur, menjadikan Kabupaten Bandung (khususnya Kawasan Bandung Selatan) sebagai wilayah yang siap mendulang bisnis properti. Begitu pula perkembangan kawasan Bandung Timur yang masih menjanjikan dengan pasar mahasiswanya yang cukup besar.
Berbicara mengenai perumahan di Kabupaten Bandung tidak akan ada habisnya. Bagaimana tidak, kawasan ini termasuk kawasan yang telah siap merekah bisnis propertinya. Bisa dibayangkan jika kereta api cepat Jakarta – Bandung telah selesai dibangun. Mungkin acara groundbreaking akan menjadi seremonial sehari – hari bagi para developer properti.
Bisnis properti tidak bisa lepas dari infrastruktur sebagai salah satu penggeraknya. Pembangunan infrastruktur kini semakin gencar dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penduduk yang bisa mencapai 80 juta jiwa pada tahun 2045 di koridor Jakarta – Bandung. Pemerintah pusat telah mencanangkan sejumlah rencana dan roadmap pembangunan, termasuk pemerintah Bandung dalam menyambut kehadiran Megapolitan Jakarta – Bandung pada tahun 2045.
Pemerintah telah memprediksi terjadinya pertumbuhan megapolitan dari Jakarta ke arah timur – selatan, menuju tenggara. Hal ini akan mendorong bersatunya megapolitan Jakarta dan Bandung yaitu Jakarta – Bandung Megapolitan Urban Area yang diperkirakan akan terlaksana pada tahun 2045.
Salah satu kawasan Bandung yang akan menjadi megapolitan urban area adalah kawasan Bandung Selatan. Hal tersebut bukan tanpa alasan, Bandung Selatan merupakan kawasan yang sangat strategis, karena dilintasi Tol Soroja (Soreang – Pasir Koja), dan Tol Padaleunyi. Selain itu ada juga rencana pembangunan elevated toll road, kereta cepat dan proyek infrastruktur lainnya.
Menurut penuturan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, Agung Suryamal. Pembangunan infrastruktur akan memberi dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi di wilayah tersebut. Sebagai contoh, hadirnya Tol Soroja diperkirakan akan mampu meningkatkan perekonomian kawasan Bandung Selatan hingga 30% pada 4 – 5 tahun kedepan. Ditambah lagi semakin singkatnya waktu tempuh antara Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung (Soreang), yang awalnya menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam menjadi 12 menit saja.
Baca juga: Mau Tahu Kapan Harga Rumah Turun?
Ia juga berpandangan bahwa Bandung Selatan dapat membantu perekonomian nasional baik pada sektor pariwisata maupun ekspor. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa pemerintah menekankan kedua sektor tersebut untuk menstabilkan perekonomian nasional.
Tidak mengherankan jika Pemerintah Bandung gencar dalam pelakukan pembangunan infrastruktur. Misalnya saja dilakukan pelebaran jalan arteri menuju Bandung Selatan, dari yang awalnya ROW 16 menjadi ROW 20.
Saat ini telah disiapkan pula Light Rail Transit (LRT) yang mengubungkan 5 wilayah, yaitu Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, hingga Sumedang. LRT Bandung Raya ini akan terintegrasi kedalam 3 koridor yang mengarah ke kawasan Bandung Selatan.
Tak hanya itu, akan hadir pula metro kapsul kota Bandung yang telah direncanakan Permerintah kota Bandung pada Februari 2018 lalu, serta pembangunan jalur kereta api Rancabuaya – Ciwidey.
Disisi lain, dilihat dari kondisi wilayahnya, terdapat disparitas antar kawasan Bandung Utara dengan Bandung Selatan. Hal tersebut disampaikan oleh Ade Sjafruddin, seorang praktisi transportasi dari ITB Bandung. Ia menilai bahwa kawasan Bandung Selatan memiliki potensi untuk berkembang lebih luas. Karena disamping terdapat konektivitas secara langsung dengan sebagian kawasan Bandung Timur, Bandung Selatan juga masih memiliki lahan yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Berbeda dengan kawasan Bandung Utara yang kini lahannya terbatas dengan adanya area konservasi dan hutan lindung.
Baca juga: Cara Efektif Menabung Untuk Beli Rumah
Potensi besar yang dimiliki kabupaten Bandung ini ditangkap dengan baik oleh para pebisnis properti. Tidak hanya developer properti konvensional, tetapi juga developer properti yang syar’iy pun kini turut meramaikan pasar Perumahan di Kabupaten Bandung, salah satunya adalah Sharia Green Land.
Developer yang telah lama berkecimpung di dunia properti ini, berhasil mengerjakan 8 proyek yang tersebar di beberapa wilayah. 2 diantaranya berada di Kabupaten Bandung yaitu Sharia Islamic Soreang (SIS) di kawasan Bandung Selatan, dan Sharia Islamic Cimuncang (SIC) di kawasan Bandung Timur.
Sharia Islamic Soreang mengusung konsep cukup unik, yaitu “Hunian Islami Terintegrasi”. Perumahan di Kabupaten Bandung ini tidak hanya menekankan sistem transaksinya yang sesuai syariah dan fasilitas yang lengkap namun juga budaya penghuninya yang sesuai dengan budaya Islam.
Sepintas, konsep ini terlihat sulit untuk diwujudkan, namun pada kenyataannya, Sharia Green Land telah berhasil menerapkan konsep “Hunian Islami Terintegrasi” ke salah satu proyeknya yang berlokasi di Purwakarta, yaitu Puri Nirana Cigelam (PNC). Maka tak heran jika Sharia Green Land sebagai pengembang, menjadikan Puri Nirana Cigelam sebagai blue print nya Sharia Islamic Soreang.
Disisi lain, Sharia Islamic Cimuncang merupakan perumahan yang baru hadir di Kawasan Bandung Timur. Bahkan saat tulisan ini dibuat, perumahan ini belum launching secara resmi. Uniknya, beberapa kavling di Sharia Islamic Cimuncang sudah sold out. Hal ini membuktikan bahwa potensi Bandung Timur untuk bisnis properti sangatlah besar.
Jika Anda tertarik dengan perumahan islami yang diusung oleh Sharia Green Land ini silahkan kunjungi halaman Sharia Islamic Soreang, Sharia Islamic Cimuncang, dan Puri Nirana Cigelam.
Baca juga: Beli Rumah Atau Mobil, Mendingan Yang Mana?