Perumahan di Soreang menyimpan potensi yang besar ditengah kebutuhan masyarakat akan hunian tempat tinggal.
Kehadiran pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung yang ditargetkan rampung pada 2021. Memberikan peluang yang besar untuk mempercepat waktu tempuh antara Jakarta ke Bandung. Begitu juga dengan pengoperasian jalan Tol Soreang – Pasirkoja (Soroja) pada akhir tahun 2017 lalu. Diprediksi akan mendukung Bandung Selatan sebagai pilihan berinvestasi jangka panjang yang menarik, termasuk perumahan di Soreang.
Keberadaan jalan Soroja kini mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Bandung Selatan, khususnya warga Soreang. Perjalanan dari Soreang menuju ke kota Bandung atau sebaliknya bisa dipangkas. Dari yang asalnya mencapai 1,5 jam, kini hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit saja.
Dampaknya, mobilitas ataupun konektivitas sektor ekonomi dari dan menuju kawasan Bandung Selatan mengalami kenaikan yang tinggi.
Sebagaimana yang dilansir dari liputan6, Agung Suryamal, Ketua Kadin Jawa Barat memprediksi dampak dari hadirnya tol Soroja dapat meningkatkan perekonomian Bandung Selatan hingga 30% dalam empat atau lima tahun ke depan.
Beberapa sektor yang diprediksi akan mengalami peningkatan, diantaranya pariwisata, tekstil, agroindustri dan pertanian. Misalnya, sektor tekstil Bandung Selatan akan semakin bersinar karena semakin efektifnya waktu tempuh pengiriman barang.
Di sisi lain, sektor pariwisata Bandung Selatan tidak hanya sebatas wisata alam saja, melainkan juga meliputi wisata industri kreatif. Dengan hadirnya tol Soroja yang mempersingkat waktu tempuh dapat mendorong ekspor agroindustri dan tekstil dari Bandung Selatan.
Secara tidak langsung, Bandung Selatan akan membantu perekonomian nasional baik dari sektor pariwisata maupun ekspor. Sebagaimana kita ketahui bersama, pemerintah pusat saat ini fokus kepada dua hal tersebut untuk menstabilkan perekonomian.
Menurut Agung, Bandung Selatan akan menjadi primadona baru di bidang investasi yang bisa mengalahkan kawasan Bandung Utara. Karena saat ini lahan di Bandung Utara sudah semakin terbatas, ditambah lagi hadirnya peraturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), dan juga isu isu mengenai lingkungan, resapan air, hingga tata ruang.
Lihat juga : View Cantik dan Udara Sejuk, Daya Tarik Perumahan di Bandung Utara
Sementara itu, masalah kemacetan yang melanda Kota Bandung saat ini sukar untuk diurai. Bisa dilihat dari data Disdukcapil setempat, Bandung termasuk satu dari beberapa kota terpadat di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 2,6 juta jiwa pada 2016, serta rasio penduduk 14 ribu jiwa per kilometer. Membuat kota ini telah melebihi kapasitas. Idealnya, kepadatan penduduk di kota Bandung setiap kilometernya hanya dihuni oleh 850 orang saja.
Atas dasar kondisi tersebut, banyak masyarakat bandung yang mulai mencari lokasi alternatif yang bisa dijadikan tempat tinggal. Salah satunya adalah kawasan Bandung Selatan. Daerah dengan akses transportasi yang mudah, fasilitas publik yang lengkap serta lingkungan yang nyaman ini mulai menjadi pilihan utama.
Seperti yang dilansir oleh rumahcom, semenjak jalan tol Soroja beroperasi, harga properti khususnya di kawasan Soreang dan Katapang mengalami kenaikan yang signifikan. Memang dua daerah ini sebelumnya tidak mengalami perkembangan yang cepat seperti kawasan lainnya yang lebih dekat dengan kota Bandung.
Namun pada tiga tahun terakhir terjadi peningkatan sekitar 15 – 20%. Harga tanah di Soreang dan Katapang saat ini berada pada kisaran Rp 2 juta sampai Rp 3 juta setiap meter perseginya tergantung lokasi.
Salah satu developer properti yang menangkap potensi kawasan Bandung Selatan adalah Sharia Green Land. Developer properti ini telah mengembangkan hunian islam di daerah Soreang, yaitu Sharia Islamic Soreang (SIS).
Perumahan Islami yang berdiri di atas lahan seluas 4 Ha ini menjadi perumahan islami yang pertama dan terbesar di kawasan Soreang. Konsep yang diusung Sharia Islamic Soreang (SIS) adalah Hunian Islami Terintegrasi. Sistem transaksi yang sesuai tuntunan islam diintegrasikan dengan fasilitas pendukung yang lengkap dan juga kebudayaan islami.
Fasilitas yang ditawarkan Sharia Islamic Soreang (SIS) terhitung lengkap karena terdapat Masjid besar, sekolah Islam, Area memanah, raman tematik, Lapangan basket, Mini outbound, WiFi zone, Row utama selebar 10 meter dan juga One Gate System.
Tak hanya sistem transaksi yang sesuai dengan tuntunan islam dan juga fasilitas lengkap. Sharia Islamic Soreang (SIS) juga menaruh perhatian pada budaya para penghuninya yang ingin dibangun, yaitu budaya islami. Budaya islami yang dimaksud adalah budaya tolong menolong (ta’awun), saling menghargai (tasamuh), menutup aurat sesuai syar’i, menanamkan kasih sayang (mahabbah) dan juga menegakan amar ma’ruf nahi munkar.
Sekilas konsep Hunian Islami terintegrasi ini tampak sebagai konsep belaka. Namun pada kenyataannya Sharia Green Land sebagai pengembang, telah membuktikan bahwa konsep tersebut dapat direalisasikan ke dalam hunian yang benar – benar nyata terbangun. Hal tersebut dapat terlihat dari salah satu proyeknya yang telah berhasil dibangun, yaitu Puri Nirana Cigelam (PNC). Maka dari itu tak heran jika Sharia Green Land (SGL) menjadikan Puri Nirana Cigelam (PNC) sebagai blue print nya Sharia Islamic Soreang (SIS).
Hadirnya Sharia Islamic Soreang (SIS) ini tidak hanya menjawab kebutuhan hunian bagi warga Bandung, tetapi juga menjawab kebutuhan masyarakat muslim yang ingin menghindari jeratan riba. Sebagaimana kita ketahui bersama, saat ini trend gaya hidup islami semakin populer.
Note: Jika Anda memiliki ketertarikan dengan perumahan islami di atas, silahkan kunjungi Sharia Islamic Soreang (SIS) dan Puri Nirana Cigelam (PNC)
Tulisan menggunakan beberapa sumber referensi seperti situs liputan6, properti.kompas, dan rumahcom serta data yang dimiliki oleh pihak internal Sharia Green Land.
Perumahan di Soreang menyimpan potensi yang besar ditengah kebutuhan masyarakat akan hunian tempat tinggal.
Kehadiran pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung yang ditargetkan rampung pada 2021. Memberikan peluang yang besar untuk mempercepat waktu tempuh antara Jakarta ke Bandung. Begitu juga dengan pengoperasian jalan Tol Soreang – Pasirkoja (Soroja) pada akhir tahun 2017 lalu. Diprediksi akan mendukung Bandung Selatan sebagai pilihan berinvestasi jangka panjang yang menarik, termasuk perumahan di Soreang.
Keberadaan jalan Soroja kini mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Bandung Selatan, khususnya warga Soreang. Perjalanan dari Soreang menuju ke kota Bandung atau sebaliknya bisa dipangkas. Dari yang asalnya mencapai 1,5 jam, kini hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit saja.
Dampaknya, mobilitas ataupun konektivitas sektor ekonomi dari dan menuju kawasan Bandung Selatan mengalami kenaikan yang tinggi.
Sebagaimana yang dilansir dari liputan6, Agung Suryamal, Ketua Kadin Jawa Barat memprediksi dampak dari hadirnya tol Soroja dapat meningkatkan perekonomian Bandung Selatan hingga 30% dalam empat atau lima tahun ke depan.
Beberapa sektor yang diprediksi akan mengalami peningkatan, diantaranya pariwisata, tekstil, agroindustri dan pertanian. Misalnya, sektor tekstil Bandung Selatan akan semakin bersinar karena semakin efektifnya waktu tempuh pengiriman barang.
Di sisi lain, sektor pariwisata Bandung Selatan tidak hanya sebatas wisata alam saja, melainkan juga meliputi wisata industri kreatif. Dengan hadirnya tol Soroja yang mempersingkat waktu tempuh dapat mendorong ekspor agroindustri dan tekstil dari Bandung Selatan.
Secara tidak langsung, Bandung Selatan akan membantu perekonomian nasional baik dari sektor pariwisata maupun ekspor. Sebagaimana kita ketahui bersama, pemerintah pusat saat ini fokus kepada dua hal tersebut untuk menstabilkan perekonomian.
Menurut Agung, Bandung Selatan akan menjadi primadona baru di bidang investasi yang bisa mengalahkan kawasan Bandung Utara. Karena saat ini lahan di Bandung Utara sudah semakin terbatas, ditambah lagi hadirnya peraturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), dan juga isu isu mengenai lingkungan, resapan air, hingga tata ruang.
Lihat juga : View Cantik dan Udara Sejuk, Daya Tarik Perumahan di Bandung Utara
Sementara itu, masalah kemacetan yang melanda Kota Bandung saat ini sukar untuk diurai. Bisa dilihat dari data Disdukcapil setempat, Bandung termasuk satu dari beberapa kota terpadat di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 2,6 juta jiwa pada 2016, serta rasio penduduk 14 ribu jiwa per kilometer. Membuat kota ini telah melebihi kapasitas. Idealnya, kepadatan penduduk di kota Bandung setiap kilometernya hanya dihuni oleh 850 orang saja.
Atas dasar kondisi tersebut, banyak masyarakat bandung yang mulai mencari lokasi alternatif yang bisa dijadikan tempat tinggal. Salah satunya adalah kawasan Bandung Selatan. Daerah dengan akses transportasi yang mudah, fasilitas publik yang lengkap serta lingkungan yang nyaman ini mulai menjadi pilihan utama.
Seperti yang dilansir oleh rumahcom, semenjak jalan tol Soroja beroperasi, harga properti khususnya di kawasan Soreang dan Katapang mengalami kenaikan yang signifikan. Memang dua daerah ini sebelumnya tidak mengalami perkembangan yang cepat seperti kawasan lainnya yang lebih dekat dengan kota Bandung.
Namun pada tiga tahun terakhir terjadi peningkatan sekitar 15 – 20%. Harga tanah di Soreang dan Katapang saat ini berada pada kisaran Rp 2 juta sampai Rp 3 juta setiap meter perseginya tergantung lokasi.
Salah satu developer properti yang menangkap potensi kawasan Bandung Selatan adalah Sharia Green Land. Developer properti ini telah mengembangkan hunian islam di daerah Soreang, yaitu Sharia Islamic Soreang (SIS).
Perumahan Islami yang berdiri di atas lahan seluas 4 Ha ini menjadi perumahan islami yang pertama dan terbesar di kawasan Soreang. Konsep yang diusung Sharia Islamic Soreang (SIS) adalah Hunian Islami Terintegrasi. Sistem transaksi yang sesuai tuntunan islam diintegrasikan dengan fasilitas pendukung yang lengkap dan juga kebudayaan islami.
Fasilitas yang ditawarkan Sharia Islamic Soreang (SIS) terhitung lengkap karena terdapat Masjid besar, sekolah Islam, Area memanah, raman tematik, Lapangan basket, Mini outbound, WiFi zone, Row utama selebar 10 meter dan juga One Gate System.
Tak hanya sistem transaksi yang sesuai dengan tuntunan islam dan juga fasilitas lengkap. Sharia Islamic Soreang (SIS) juga menaruh perhatian pada budaya para penghuninya yang ingin dibangun, yaitu budaya islami. Budaya islami yang dimaksud adalah budaya tolong menolong (ta’awun), saling menghargai (tasamuh), menutup aurat sesuai syar’i, menanamkan kasih sayang (mahabbah) dan juga menegakan amar ma’ruf nahi munkar.
Sekilas konsep Hunian Islami terintegrasi ini tampak sebagai konsep belaka. Namun pada kenyataannya Sharia Green Land sebagai pengembang, telah membuktikan bahwa konsep tersebut dapat direalisasikan ke dalam hunian yang benar – benar nyata terbangun. Hal tersebut dapat terlihat dari salah satu proyeknya yang telah berhasil dibangun, yaitu Puri Nirana Cigelam (PNC). Maka dari itu tak heran jika Sharia Green Land (SGL) menjadikan Puri Nirana Cigelam (PNC) sebagai blue print nya Sharia Islamic Soreang (SIS).
Hadirnya Sharia Islamic Soreang (SIS) ini tidak hanya menjawab kebutuhan hunian bagi warga Bandung, tetapi juga menjawab kebutuhan masyarakat muslim yang ingin menghindari jeratan riba. Sebagaimana kita ketahui bersama, saat ini trend gaya hidup islami semakin populer.
Note: Jika Anda memiliki ketertarikan dengan perumahan islami di atas, silahkan kunjungi Sharia Islamic Soreang (SIS) dan Puri Nirana Cigelam (PNC)
Tulisan menggunakan beberapa sumber referensi seperti situs liputan6, properti.kompas, dan rumahcom serta data yang dimiliki oleh pihak internal Sharia Green Land.