Setiap istri mungkin memiliki intrepertasi yang berbeda mengenai suami idaman. Namun sebagian dari kita mungkin sepakat, kalau suami idaman itu bisa romantis terhadap istrinya dan dekat dengan anaknya. Betul tidak?
Salah satu kewajiban seorang suami adalah mencari nafkah bagi keluarganya. Saking fokusnya terhadap tugas ini, terkadang suami melupakan tugas lainnya yang tidak kalah penting, yaitu memberikan perhatian kepada anak dan istrinya.
Tidak sedikit suami yang saat ini pergi pagi, pulang petang, pergi sebelum anak pada bangun tidur, dan pulang saat mereka telah terlelap. Hingga banyak para penggiat parenting yang merasa khawatir atas kondisi ini.
Misalnya saja untuk kota Jakarta yang super sibuk, dikhawatirkan berpotensi menjadi fatherless city. Karena ayah lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah untuk bekerja.
Hal ini sangat ironis sekali. Pada satu sisi suami giat bekerja untuk bisa membahagiakan keluarganya. Namun pada sisi lain terlalu banyak waktu yang tersita karena bekerja, hingga anak dan istrinya terabaikan. Padahal kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa dengan uang, seberapa besar pun jumlahnya.
Sebagai seorang muslim, ada baiknya kita melihat bagaimana cara manusia terbaik, yaitu Rasulullah SAW. berinteraksi dengan keluarganya. Meskipun beliau seorang Rasul dan sekaligus pemimpin negara, namun tidak pernah mengabaikan keluarganya. Seandainya kita berada di posisi beliau, pastinya akan disibukkan dengan berbagai aktivitas, mulai dari urusan ibadah hingga urusan politik.
Di tengah kesibukan beliau, Rasulullah SAW masih bisa menyempatkan diri untuk bercanda dengan istrinya, yaitu Aisyah r.a
Dalam riwayat tersebut, kita bisa tahu bagaimana Rasulullah mendampingi Aisyah r.a di kala menikmati permainan yang disukai istrinya. Di keterangan yang lain bahkan Rasulullah pernah berlomba lari dengan Aisyah r.a,
Rasulullah sering menghabiskan masa senggang bersama istrinya meski hanya sekedar melakukan hal-hal ringan dengan bercanda dan tertawa bersama. Karena dalam batas tertentu, senda gurau bersama istri dapat merawat keharmonisan hubungan rumah tangga. Enaknya lagi, bercanda dengan istri termasuk salah satu permainan yang bernilai ibadah,
Tidak hanya bercanda dengan istri, Rasulullah SAW. pun dekat dengan anak-anak bahkan hingga cucunya. Entah itu dengan pelukan, bermain, bercanda, atau menggendongnya.
Sayangnya pandangan masyarakat saat ini cenderung menganggap aneh ketika seorang ayah menggendong anaknya atau sangat dekat dengan anaknya. Tidak jarang ada orang yang nyinyir, “kok bapaknya yang gendong anak, emang ibunya kemana?”
Padahal salah satu hal yang paling dibutuhkan anak bukanlah uang atau materi, justru sentuhan, ciuman, ataupun pelukan ayahnya. Terlebih lagi jika masih kecil. Karena berbagai studi psikologi pun mendukung akan hal ini. Anak yang sering mendapatkan sentuhan fisik dari ayahnya cenderung lebih berkembang, baik aspek psikologi maupun kognitifnya.
Ketika masih kecil, anak-anak sangat membutuhkan sentuhan fisik dari ayahnya. Lalu bagaimana dengan anak yang sudah tumbuh dewasa?
Temanilah mereka saat melakukan hobinya serta dukunglah hobinya, selama itu termasuk kegiatan yang positif. Misalnya, ketika anak Anda menyukai olah raga basket, ada baiknya sesekali menemani mereka bermain basket. Selain badan kita juga ikut sehat, anak pun akan senang dan merasa lebih dekat dengan ayahnya.
Ketika anak sering membantah dan melawan kita selaku orang tuanya, ada baiknya bagi kita untuk bermuhasabah diri. Barangkali selama ini kita kurang dalam memberikan perhatian kepada anak. Karena anak yang dekat dengan ayahnya cenderung lebih mudah menerima nasihat. Bukan karena takut, melainkan karena rasa cinta yang dimilikinya serta punya rasa khawatir untuk menyakiti ayahnya ketika melawan orang tua.
Baca juga: Membangun Keluarga Sakinah Ala Rasulullah
Demikianlah pembahasan mengenai sosok suami yang diidamkan oleh setiap keluarga. Ukuran suami yang ideal mungkin berbeda setiap orangnya. Meski begitu insya Allah kebanyakan dari kita sepakat, kalau suami idaman itu bisa romantis terhadap istrinya dan dekat dengan anaknya. Betul tidak?
Silahkan isi kolom komentar jika Anda memiliki pendapat yang berbeda. Jangan lupa share jika tulisan ini bermanfaat. Terima kasih.
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Setiap istri mungkin memiliki intrepertasi yang berbeda mengenai suami idaman. Namun sebagian dari kita mungkin sepakat, kalau suami idaman itu bisa romantis terhadap istrinya dan dekat dengan anaknya. Betul tidak?
Salah satu kewajiban seorang suami adalah mencari nafkah bagi keluarganya. Saking fokusnya terhadap tugas ini, terkadang suami melupakan tugas lainnya yang tidak kalah penting, yaitu memberikan perhatian kepada anak dan istrinya.
Tidak sedikit suami yang saat ini pergi pagi, pulang petang, pergi sebelum anak pada bangun tidur, dan pulang saat mereka telah terlelap. Hingga banyak para penggiat parenting yang merasa khawatir atas kondisi ini.
Misalnya saja untuk kota Jakarta yang super sibuk, dikhawatirkan berpotensi menjadi fatherless city. Karena ayah lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah untuk bekerja.
Hal ini sangat ironis sekali. Pada satu sisi suami giat bekerja untuk bisa membahagiakan keluarganya. Namun pada sisi lain terlalu banyak waktu yang tersita karena bekerja, hingga anak dan istrinya terabaikan. Padahal kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa dengan uang, seberapa besar pun jumlahnya.
Sebagai seorang muslim, ada baiknya kita melihat bagaimana cara manusia terbaik, yaitu Rasulullah SAW. berinteraksi dengan keluarganya. Meskipun beliau seorang Rasul dan sekaligus pemimpin negara, namun tidak pernah mengabaikan keluarganya. Seandainya kita berada di posisi beliau, pastinya akan disibukkan dengan berbagai aktivitas, mulai dari urusan ibadah hingga urusan politik.
Di tengah kesibukan beliau, Rasulullah SAW masih bisa menyempatkan diri untuk bercanda dengan istrinya, yaitu Aisyah r.a
Dalam riwayat tersebut, kita bisa tahu bagaimana Rasulullah mendampingi Aisyah r.a di kala menikmati permainan yang disukai istrinya. Di keterangan yang lain bahkan Rasulullah pernah berlomba lari dengan Aisyah r.a,
Rasulullah sering menghabiskan masa senggang bersama istrinya meski hanya sekedar melakukan hal-hal ringan dengan bercanda dan tertawa bersama. Karena dalam batas tertentu, senda gurau bersama istri dapat merawat keharmonisan hubungan rumah tangga. Enaknya lagi, bercanda dengan istri termasuk salah satu permainan yang bernilai ibadah,
Tidak hanya bercanda dengan istri, Rasulullah SAW. pun dekat dengan anak-anak bahkan hingga cucunya. Entah itu dengan pelukan, bermain, bercanda, atau menggendongnya.
Sayangnya pandangan masyarakat saat ini cenderung menganggap aneh ketika seorang ayah menggendong anaknya atau sangat dekat dengan anaknya. Tidak jarang ada orang yang nyinyir, “kok bapaknya yang gendong anak, emang ibunya kemana?”
Padahal salah satu hal yang paling dibutuhkan anak bukanlah uang atau materi, justru sentuhan, ciuman, ataupun pelukan ayahnya. Terlebih lagi jika masih kecil. Karena berbagai studi psikologi pun mendukung akan hal ini. Anak yang sering mendapatkan sentuhan fisik dari ayahnya cenderung lebih berkembang, baik aspek psikologi maupun kognitifnya.
Ketika masih kecil, anak-anak sangat membutuhkan sentuhan fisik dari ayahnya. Lalu bagaimana dengan anak yang sudah tumbuh dewasa?
Temanilah mereka saat melakukan hobinya serta dukunglah hobinya, selama itu termasuk kegiatan yang positif. Misalnya, ketika anak Anda menyukai olah raga basket, ada baiknya sesekali menemani mereka bermain basket. Selain badan kita juga ikut sehat, anak pun akan senang dan merasa lebih dekat dengan ayahnya.
Ketika anak sering membantah dan melawan kita selaku orang tuanya, ada baiknya bagi kita untuk bermuhasabah diri. Barangkali selama ini kita kurang dalam memberikan perhatian kepada anak. Karena anak yang dekat dengan ayahnya cenderung lebih mudah menerima nasihat. Bukan karena takut, melainkan karena rasa cinta yang dimilikinya serta punya rasa khawatir untuk menyakiti ayahnya ketika melawan orang tua.
Baca juga: Membangun Keluarga Sakinah Ala Rasulullah
Demikianlah pembahasan mengenai sosok suami yang diidamkan oleh setiap keluarga. Ukuran suami yang ideal mungkin berbeda setiap orangnya. Meski begitu insya Allah kebanyakan dari kita sepakat, kalau suami idaman itu bisa romantis terhadap istrinya dan dekat dengan anaknya. Betul tidak?
Silahkan isi kolom komentar jika Anda memiliki pendapat yang berbeda. Jangan lupa share jika tulisan ini bermanfaat. Terima kasih.
(Diedit oleh Nizar Tegar)