Sebagai muslim kita tidak hanya dituntut untuk menjaga hubungan baik dengan Allah SWT sebagai pencipta, namun juga harus bisa menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Keutamaan menyambung silaturahmi ada banyak. Salah satu yang paling istimewa adalah dapat membawa pelakunya ke dalam surga bersama keluarganya. Sungguh indah bukan?
Baca juga: 9 “Pintu” Ini Terbuka, Untuk Kita Bisa Masuk Surga Bersama Keluarga
Allah telah menyediakan panduan lengkap mengenai cara menyambung silaturahmi dalam Al Quran. Ayat tentang menyambung silaturahmi dapat kita lihat pada Surat An Nisa Ayat 36, yang berbunyi:
Dari ayat di atas terdapat perintah yang jelas, rinci dan berurutan. Pertama kita harus menjalin ikatan yang kuat dengan Allah. Kemudian menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Dalam hal ini kita harus mengutamakan orang terdekat terlebih dahulu sebelum orang yang jauh kekerabatannya.
Kita tidak bisa menafikan, bahwa melalui kedua orang tualah kita bisa terlahir ke dunia ini. Dari keduanya kita bisa mendapatkan kasih sayang yang tulus dan tidak pernah terputus. Budi baik yang mereka lakukan tidak akan pernah bisa terbalas seberapa besar pun usaha yang kita lakukan.
Ayah rela bekerja keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan nafkah keluarganya. Peluh keringat tidak ia hiraukan demi keluarga tercinta yang menunggunya di rumah.
Sementara perjuangan yang dilalui ibu lebih dahsyat lagi. Ibu berjuang penuh saat mengandung kita. Ia harus bertaruh nyawa saat melahirkan kita. Ia tidak pernah lelah merawat dan menjaga tumbuh kembang kita hingga dewasa.
Mengingat semua yang telah mereka lakukan, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga hubungan baik dengan ayah dan ibu. Berusahalah untuk selalu membuat mereka tersenyum. Andai keduanya dikaruniai umur yang panjang, maka menjadi anugerah bagi kita karena masih diberi kesempatan untuk berkhidmat kepada mereka.
Sementara jika salah satu atau keduanya telah tiada, doakanlah mereka semoga Allah mengasihi kedua orang tua kita sebagaimana mereka mengasihi kita. Doakan pula semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka dan di masukkan ke dalam jannah-Nya yang tidak ada bandingannya.
Orang-orang yang termasuk ke dalam kategori karib kerabat ada banyak. Mereka adalah saudara–saudara seibu-sebapak, saudara-saudara seibu saja atau sebapak saja, saudara-saudara dari bapak, saudara-saudara dari ibu, dan masih banyak lagi. Berbuat baiklah kepada mereka dan jagalah kehormatan keluarga besar kita.
Berbuat baiklah kepada mereka. Santuni dan pelihara anak yatim hingga mereka dewasa. Berikan pendidikan yang baik. Jagalah harta mereka supaya tidak termakan oleh orang yang tidak berhak.
Mari kita tunjukan kasih sayang kepada mereka yang belum dikaruniai kelimpahaan rezeki. Terutama bagi mereka yang menjaga kehormatan dirinya dengan tidak memperlihatkan kemiskinannya kepada orang lain. Ingatlah, pada sebagian dari harta kita ada hak mereka.
Berbuat baik kepada tetangga dapat menjaga hubungan pergaulan menjadi semakin harmonis. Selain itu silaturahmi juga menunjukan wajah kepribadian islam yang tinggi. Karena islam mengatur kewajiban kita untuk memuliakan tetangga.
Baca juga: Fiqih Bertetangga : Keutamaan Memuliakan Tetangga
Ada perbedaan pandangan di kalangan para ulama saat mendefinisikan tetangga dekat dan tetangga jauh. Ada sebagian ulama yang mendefinisikan tetangga dekat sebagai tetangga yang memiliki hubungan kekerabatan, dan tetangga jauh sebagai tetangga yang tidak memiliki hubungan kekerabatan.
Sementara sebagian ulama lainnya berpandangan bahwa tetangga dekat merupakan tetangga yang seagama, dan tetangga jauh adalah tetangga yang tidak seagama.
Baca juga: Fiqih Bertetangga : Tetangga Dekat dan Tetanga Jauh
Yang dimaksud teman sejawat bisa teman akrab atau sahabat. Terkadang posisi sahabat sudah seperti keluarga sendiri. Kita tidak segan untuk berbagi cerita kepada mereka saat mempunyai masalah.
Mereka bisa berasal dari berbagai latar belakang, bisa teman sekantor, rekan bisnis, teman sepengajian ataupun kawan organisasi. Sahabat-sahabat kedua orang tua kita beserta anaknya pun termasuk kedalam kategori ini, yang harus dijaga hubungan baiknya.
Ibnu sabil merupakan orang yang sedang dalam perjalanan dalam urusan kebaikan namun kehabisan bekal. Berbuat baiklah kepada mereka, termasuk juga kepada anak-anak terlantar yang tidak diketahui ayah-ibunya.
Dari surat An-Nisa ayat 36 di atas, kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada sahaya. Caranya bisa dengan memberi pakaian sebagaimana yang biasa kita pakai atau bisa juga dengan memberi makanan seperti apa yang biasa makan.
Mengingat saat ini sudah tidak ada lagi hamba sahaya, maka kita bisa berbuat baik kepada orang yang biasa membantu kita seperti asisten rumah tangga.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, meminta kita untuk menyambungkan silaturahmi dan menjaga tali persaudaraan. Menyambung silaturahmi dengan kerabat terdekat merupakan salah satu amaliah yang bisa mengantarkan kita ke dalam Jannah. Wallahu A’lam
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Sebagai muslim kita tidak hanya dituntut untuk menjaga hubungan baik dengan Allah SWT sebagai pencipta, namun juga harus bisa menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Keutamaan menyambung silaturahmi ada banyak. Salah satu yang paling istimewa adalah dapat membawa pelakunya ke dalam surga bersama keluarganya. Sungguh indah bukan?
Baca juga: 9 “Pintu” Ini Terbuka, Untuk Kita Bisa Masuk Surga Bersama Keluarga
Allah telah menyediakan panduan lengkap mengenai cara menyambung silaturahmi dalam Al Quran. Ayat tentang menyambung silaturahmi dapat kita lihat pada Surat An Nisa Ayat 36, yang berbunyi:
Dari ayat di atas terdapat perintah yang jelas, rinci dan berurutan. Pertama kita harus menjalin ikatan yang kuat dengan Allah. Kemudian menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Dalam hal ini kita harus mengutamakan orang terdekat terlebih dahulu sebelum orang yang jauh kekerabatannya.
Kita tidak bisa menafikan, bahwa melalui kedua orang tualah kita bisa terlahir ke dunia ini. Dari keduanya kita bisa mendapatkan kasih sayang yang tulus dan tidak pernah terputus. Budi baik yang mereka lakukan tidak akan pernah bisa terbalas seberapa besar pun usaha yang kita lakukan.
Ayah rela bekerja keras membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan nafkah keluarganya. Peluh keringat tidak ia hiraukan demi keluarga tercinta yang menunggunya di rumah.
Sementara perjuangan yang dilalui ibu lebih dahsyat lagi. Ibu berjuang penuh saat mengandung kita. Ia harus bertaruh nyawa saat melahirkan kita. Ia tidak pernah lelah merawat dan menjaga tumbuh kembang kita hingga dewasa.
Mengingat semua yang telah mereka lakukan, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga hubungan baik dengan ayah dan ibu. Berusahalah untuk selalu membuat mereka tersenyum. Andai keduanya dikaruniai umur yang panjang, maka menjadi anugerah bagi kita karena masih diberi kesempatan untuk berkhidmat kepada mereka.
Sementara jika salah satu atau keduanya telah tiada, doakanlah mereka semoga Allah mengasihi kedua orang tua kita sebagaimana mereka mengasihi kita. Doakan pula semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka dan di masukkan ke dalam jannah-Nya yang tidak ada bandingannya.
Orang-orang yang termasuk ke dalam kategori karib kerabat ada banyak. Mereka adalah saudara–saudara seibu-sebapak, saudara-saudara seibu saja atau sebapak saja, saudara-saudara dari bapak, saudara-saudara dari ibu, dan masih banyak lagi. Berbuat baiklah kepada mereka dan jagalah kehormatan keluarga besar kita.
Berbuat baiklah kepada mereka. Santuni dan pelihara anak yatim hingga mereka dewasa. Berikan pendidikan yang baik. Jagalah harta mereka supaya tidak termakan oleh orang yang tidak berhak.
Mari kita tunjukan kasih sayang kepada mereka yang belum dikaruniai kelimpahaan rezeki. Terutama bagi mereka yang menjaga kehormatan dirinya dengan tidak memperlihatkan kemiskinannya kepada orang lain. Ingatlah, pada sebagian dari harta kita ada hak mereka.
Berbuat baik kepada tetangga dapat menjaga hubungan pergaulan menjadi semakin harmonis. Selain itu silaturahmi juga menunjukan wajah kepribadian islam yang tinggi. Karena islam mengatur kewajiban kita untuk memuliakan tetangga.
Baca juga: Fiqih Bertetangga : Keutamaan Memuliakan Tetangga
Ada perbedaan pandangan di kalangan para ulama saat mendefinisikan tetangga dekat dan tetangga jauh. Ada sebagian ulama yang mendefinisikan tetangga dekat sebagai tetangga yang memiliki hubungan kekerabatan, dan tetangga jauh sebagai tetangga yang tidak memiliki hubungan kekerabatan.
Sementara sebagian ulama lainnya berpandangan bahwa tetangga dekat merupakan tetangga yang seagama, dan tetangga jauh adalah tetangga yang tidak seagama.
Baca juga: Fiqih Bertetangga : Tetangga Dekat dan Tetanga Jauh
Yang dimaksud teman sejawat bisa teman akrab atau sahabat. Terkadang posisi sahabat sudah seperti keluarga sendiri. Kita tidak segan untuk berbagi cerita kepada mereka saat mempunyai masalah.
Mereka bisa berasal dari berbagai latar belakang, bisa teman sekantor, rekan bisnis, teman sepengajian ataupun kawan organisasi. Sahabat-sahabat kedua orang tua kita beserta anaknya pun termasuk kedalam kategori ini, yang harus dijaga hubungan baiknya.
Ibnu sabil merupakan orang yang sedang dalam perjalanan dalam urusan kebaikan namun kehabisan bekal. Berbuat baiklah kepada mereka, termasuk juga kepada anak-anak terlantar yang tidak diketahui ayah-ibunya.
Dari surat An-Nisa ayat 36 di atas, kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada sahaya. Caranya bisa dengan memberi pakaian sebagaimana yang biasa kita pakai atau bisa juga dengan memberi makanan seperti apa yang biasa makan.
Mengingat saat ini sudah tidak ada lagi hamba sahaya, maka kita bisa berbuat baik kepada orang yang biasa membantu kita seperti asisten rumah tangga.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, meminta kita untuk menyambungkan silaturahmi dan menjaga tali persaudaraan. Menyambung silaturahmi dengan kerabat terdekat merupakan salah satu amaliah yang bisa mengantarkan kita ke dalam Jannah. Wallahu A’lam
(Diedit oleh Nizar Tegar)