Setiap anggota keluarga tentunya memiliki amanah yang yang harus dijalankan masing-masing.
Salah satu amanah paling berat yang dibebankan kepada kepala keluarga adalah harus bisa menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Sebagaimana firman Allah SWT.
Ayat di atas mengingatkan kita untuk terus menjaga iman dan takwa kepada Allah secara terus menerus tanpa mengenal lelah sedikit pun. Tidak cukup sendiri, namun juga bersama anggota keluarga lainnya.
Tidak mudah memang, terlebih lagi zaman sekarang ini. Berbagai ancaman yang berpotensi merusak akidah dan akhlak terus mengintai. Di dalam rumah sekalipun, kita tidak bisa benar-benar aman dari ancaman tersebut. Jika penggunaannya kurang bijak, berbagai fasilitas rumah tangga yang seharusnya digunakan untuk mempermudah kehidupan bisa berpotensi menjerumuskan diri ke arah yang negatif.
Televisi misalnya, jumlah acara yang layak dikonsumsi oleh anak-anak bisa dihitung dengan jari. Kemudian internet, begitu banyak konten yang bisa diakses oleh anak-anak. Mulai dari konten edukasi hingga konten kurang senonoh. Di dalam rumah saja relatif “tidak aman” apalagi saat berada di luar rumah. Tidak ada jaminan anak kita terlindung dari bahaya pergaulan bebas, kenakalan remaja, narkoba, tawuran, dan pornoaksi.
Baca juga: 5 Cara Membangun Keluarga Islami, Senantiasa Harmonis di Kala Krisis
Jika keimanan dan ketakwaan kita tidak senantiasa dijaga, potensi kerusakan akidah sangatlah besar. Rasulullah pernah menggambarkan kondisi saat ini ketika fitnah bertebaran di mana-mana. Saking mengerikannya bisa saja seseorang masih beriman saat pagi hari, namun sore harinya telah kafir.
Mari kita bermuhasabah dan merenung sejenak. Melihat kondisi suram saat ini memang membuat kita prihatin, terlebih lagi masalah pergaulan bebas. Namun jika kita renungkan, hal tersebut kemungkinan besar bisa terjadi karena kondisi keluarganya yang bermasalah.
Di sinilah terasa beratnya beban seorang kepala keluarga, karena ia bertanggung jawab atas keselamatan dunia-akhirat seluruh anggotanya. Maka itu seorang kepala keluarga dituntut untuk cekatan dalam mendidik dan menjaga anggota keluarganya dari kesengsaraan di dunia maupun akhirat.
Supaya keluarga kita bisa terhindar dari keburukan dunia dan akhirat, maka sebagai orangtua, mari kita memperhatikan hal berikut ini:
Berusahalah menjadi pasangan yang saling menguatkan di jalan Allah. Baik Anda yang berposisi sebagai suami ataupun istri. Jika hal ini dikerjakan, InsyaAllah keimanan kita lebih bisa terjaga dengan kuat.
Berilah anak-anak kita lingkungan yang kondusif sehingga keimanan dan akhlak ahklak mereka dapat terjaga. Hal ini sangat penting dilakukan. Karena dalam perspektif Islam, lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan seseorang, terlebih lagi saat masih tahap tumbuh kembang.
Lingkungan yang kondusif tidak hanya menyangkut luar rumah, melainkan juga dalam rumah. Benahilah lingkungan di dalam rumah. Berikanlah perhatian lebih kepada anak-anak, jangan sampai mereka seperti “yatim piatu” secara psikologis karena kekurangan perhatian dari orang tuanya.
Jika memungkinkan, buatlah mushala untuk melaksanakan ibadah-ibadah sunnah seperti shalat tahajud berjamaah, membaca ayat Al Quran, ataupun untuk kegiatan belajar. Bangun pula perpustakaan untuk memberikan asupan nutrisi otak dengan keilmuan. Jadikanlah rumah kita sebagai “rumah ibadah” dan “rumah ilmu”. Karena rumah lebih dari sekedar tempat tinggal.
Selain lingkungan dalam rumah yang harus dibenahi, kita juga harus memilih lingkungan sekitar yang baik. Memilih lingkungan yang baik merupakan salah satu ajaran islam yang penting. Kita sangat dianjurkan suka berkumpul dengan orang-orang yang berakhlak baik. Karena mereka akan saling mengingatkan dan mengajak untuk selalu berada di jalan Allah.
Berpandai-pandailah menjaga diri dan keluarga dari api neraka dengan menghindari pengaruh buruk di dunia. Berikhtiarlah saling menjaga dan menguatkan satu sama lain antar anggota keluarga untuk selalu berada di jalan yang Allah ridhai. Jangan lupa untuk sering berkumpul dengan orang-orang shalih. Wallahu A’lam
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Setiap anggota keluarga tentunya memiliki amanah yang yang harus dijalankan masing-masing.
Salah satu amanah paling berat yang dibebankan kepada kepala keluarga adalah harus bisa menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Sebagaimana firman Allah SWT.
Ayat di atas mengingatkan kita untuk terus menjaga iman dan takwa kepada Allah secara terus menerus tanpa mengenal lelah sedikit pun. Tidak cukup sendiri, namun juga bersama anggota keluarga lainnya.
Tidak mudah memang, terlebih lagi zaman sekarang ini. Berbagai ancaman yang berpotensi merusak akidah dan akhlak terus mengintai. Di dalam rumah sekalipun, kita tidak bisa benar-benar aman dari ancaman tersebut. Jika penggunaannya kurang bijak, berbagai fasilitas rumah tangga yang seharusnya digunakan untuk mempermudah kehidupan bisa berpotensi menjerumuskan diri ke arah yang negatif.
Televisi misalnya, jumlah acara yang layak dikonsumsi oleh anak-anak bisa dihitung dengan jari. Kemudian internet, begitu banyak konten yang bisa diakses oleh anak-anak. Mulai dari konten edukasi hingga konten kurang senonoh. Di dalam rumah saja relatif “tidak aman” apalagi saat berada di luar rumah. Tidak ada jaminan anak kita terlindung dari bahaya pergaulan bebas, kenakalan remaja, narkoba, tawuran, dan pornoaksi.
Baca juga: 5 Cara Membangun Keluarga Islami, Senantiasa Harmonis di Kala Krisis
Jika keimanan dan ketakwaan kita tidak senantiasa dijaga, potensi kerusakan akidah sangatlah besar. Rasulullah pernah menggambarkan kondisi saat ini ketika fitnah bertebaran di mana-mana. Saking mengerikannya bisa saja seseorang masih beriman saat pagi hari, namun sore harinya telah kafir.
Mari kita bermuhasabah dan merenung sejenak. Melihat kondisi suram saat ini memang membuat kita prihatin, terlebih lagi masalah pergaulan bebas. Namun jika kita renungkan, hal tersebut kemungkinan besar bisa terjadi karena kondisi keluarganya yang bermasalah.
Di sinilah terasa beratnya beban seorang kepala keluarga, karena ia bertanggung jawab atas keselamatan dunia-akhirat seluruh anggotanya. Maka itu seorang kepala keluarga dituntut untuk cekatan dalam mendidik dan menjaga anggota keluarganya dari kesengsaraan di dunia maupun akhirat.
Supaya keluarga kita bisa terhindar dari keburukan dunia dan akhirat, maka sebagai orangtua, mari kita memperhatikan hal berikut ini:
Berusahalah menjadi pasangan yang saling menguatkan di jalan Allah. Baik Anda yang berposisi sebagai suami ataupun istri. Jika hal ini dikerjakan, InsyaAllah keimanan kita lebih bisa terjaga dengan kuat.
Berilah anak-anak kita lingkungan yang kondusif sehingga keimanan dan akhlak ahklak mereka dapat terjaga. Hal ini sangat penting dilakukan. Karena dalam perspektif Islam, lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan seseorang, terlebih lagi saat masih tahap tumbuh kembang.
Lingkungan yang kondusif tidak hanya menyangkut luar rumah, melainkan juga dalam rumah. Benahilah lingkungan di dalam rumah. Berikanlah perhatian lebih kepada anak-anak, jangan sampai mereka seperti “yatim piatu” secara psikologis karena kekurangan perhatian dari orang tuanya.
Jika memungkinkan, buatlah mushala untuk melaksanakan ibadah-ibadah sunnah seperti shalat tahajud berjamaah, membaca ayat Al Quran, ataupun untuk kegiatan belajar. Bangun pula perpustakaan untuk memberikan asupan nutrisi otak dengan keilmuan. Jadikanlah rumah kita sebagai “rumah ibadah” dan “rumah ilmu”. Karena rumah lebih dari sekedar tempat tinggal.
Selain lingkungan dalam rumah yang harus dibenahi, kita juga harus memilih lingkungan sekitar yang baik. Memilih lingkungan yang baik merupakan salah satu ajaran islam yang penting. Kita sangat dianjurkan suka berkumpul dengan orang-orang yang berakhlak baik. Karena mereka akan saling mengingatkan dan mengajak untuk selalu berada di jalan Allah.
Berpandai-pandailah menjaga diri dan keluarga dari api neraka dengan menghindari pengaruh buruk di dunia. Berikhtiarlah saling menjaga dan menguatkan satu sama lain antar anggota keluarga untuk selalu berada di jalan yang Allah ridhai. Jangan lupa untuk sering berkumpul dengan orang-orang shalih. Wallahu A’lam
(Diedit oleh Nizar Tegar)