Saat buah hati kita mulai masuk sekolah, tidak ada jaminan bagi mereka terhindar dari bullying.
Penting bagi orang tua untuk membangun mental anak dengan cara yang islami. Sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi segala perlakuan negatif yang bisa muncul dalam kesehariannya.
Bullying merupakan perbuatan tercela yang telah muncul sejak zaman dahulu hingga sekarang, dari tingkatan anak-anak hingga dewasa. Namanya boleh berbeda, entah itu olok-olok, perundungan, atau body shaming. Namun, esensinya sama saja menyakiti orang lain.
Sebagai orang tua hendaknya kita tidak menyepelekan tindakan bullying di dunia pertemanan anak-anak. Karena efeknya tidak hanya terlihat saat itu juga, bisa jadi berdampak pada psikologis anak hingga dewasa nanti.
Ada sebagian orang yang menganggap dunia pertemanan anak-anak layaknya hutan belantara, karena rawan terjadi bullying .
Mari kita berkaca pada kejadian bullying yang sempat viral beberapa waktu lalu. Misalnya kasus perundungan yang terjadi di Bekasi. Seorang siswi SMK disuruh temannya untuk mencium kakinya sebanyak sepuluh kali. Kasus tersebut berawal dari perselisihan di medsos dengan saling ejek, hingga berakhir dengan perundungan.
Meski covid-19 masih mewabah, tidak serta merta aktivitas anak-anak menjadi terhenti. Mereka mengalihkan aktivitas fisik pada aktivitas virtual di dunia maya. Sehingga jika tidak disertai pengawasan yang baik dari orang tua, peluang terjadinya bullying masih terbuka lebar.
Bullying juga sangat sulit dibendung. Bentuknya sangat beragam dan bisa bertransformasi sesuai dengan perkembangan zaman. Ada bullying yang bersifat verbal dengan mengejek atau mengolok-olok orang lain. Ada pula bullying yang bersifat psikis dengan mengacuhkan dan mengucilkan seseorang dari pergaulan. Hingga tahap paling ekstrim adalah bullying yang bersifat fisik dengan memukul atau menendang orang lain.
Dalam bahasa Indonesia bullying lebih dikenal dengan istilah perundungan. Perundungan adalah tindakan menyakiti orang lain baik dalam bentuk fisik ataupun psikis, baik secara verbal ataupun fisik, yang dilakukan berulang-ulang oleh pelakunya hingga menimbulkan perasaan tertekan dan trauma pada korbannya.
Baca juga: Nggak Perlu Gadget, Ini Dia Cara Mudah Mengatasi Anak Rewel
Secara tegas, Islam melarang perbuatan tercela ini. Allah berfirman dalam Al Quran surat Al-Hujurat ayat 11,
Meski begitu, manusia sekelas Nabi dan Rasul pun pernah mengalami perundungan. Kaum Nabi Nuh mengolok-olok Nabi mereka karena Beliau membuat kapal besar di lokasi yang jauh dari laut. Mereka hanya mengandalkan pengetahuan yang terbatas sehingga berani mengolok-olok Nabinya sendiri.
Nabi Muhammad juga tidak luput dari perundungan kaumnya. Tidak jarang saat berdakwah beliau dianggap sebagai orang gila atau tukang sihir. Hingga tindakan bullying yang paling berani dilakukan oleh kaumnya adalah percobaan pembunuhan terhadap beliau. Karena kejadian ini Rasulullah sampai berhijrah dari Mekkah ke Yastrib (Madinah).
Mengingat sulitnya menghindari bullying, maka kita perlu membekali anak kita dengan ajaran islam yang bisa menguatkan mental. Beberapa cara untuk membangun mental yang kuat adalah,
Bersabarlah dengan menanamkan pemahaman sebagaimana yang tercantum pada Surat Al-Hujurat ayat 11 di atas. Lalu, tambahkan keyakinan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa kepada-Nya sebagaimana kelanjutan dari ayat di atas, yaitu Al-Hujurat ayat 13.
Tanamkan pemahaman kepada anak supaya tidak bersikap ekstrem ketika mendapatkan perlakuan bullying, misalnya bunuh diri. Karena perbuatan tersebut termasuk ke dalam salah satu dosa besar. Allah melarang perbuatan bunuh diri sebagaimana dalam firmanNya,
Rasulullah juga memberi penegasan dalam sabdanya bahwa,
Hal lain yang tidak kalah penting untuk dilakukan orang tua adalah menghindarkan anak dari bullying kepada orang lain. Beberapa sikap yang perlu ditanamkan kepada anak diantaranya,
Allah mengharamkan kita melakukan tindakan zalim kepada orang lain. Karena bullying termasuk perbuatan zalim, maka tinggalkan lah. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman:
Sebagai seorang muslim, kita hanya memiliki dua pilihan saat berinteraksi dengan orang lain, yaitu berkata yang baik-baik atau diam. Rasulullah bersabda,
Demi menjaga keimanan dan keislamannya dengan baik, setiap muslim dituntut untuk melakukan segala perbuatan yang Allah ridhai. Hindari segala bentuk aktivitas yang tidak penting, karena setiap aktivitas yang kita lakukan akan dicatat di sisi Allah. Sebagaimana hadis Rasulullah,
Menyikapi kondisi masyarakat yang masih sering ditemui bullying, maka setidaknya ada dua hal yang perlu ditanamkan kepada anak. Pertama, bimbing mereka supaya memiliki mental yang kuat dengan tidak melakukan tindakan yang ekstrim ketika mendapat perlakuan bullying dari orang lain. Kedua, hindarkan mereka dari tindakan bullying kepada orang lain.
Baca juga: Jangan Sampai Lalai Ya! Ini Loh Kata Qur’an dan Hadis Mengenai Kewajiban Orangtua Mendidik Anak
Berikanlah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Tanamkan sikap tidak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, termasuk bullying dari orang lain.
Hal yang tidak kalah penting, kita sebagai orang tua harus memberi contoh dengan mengamalkan sikap tersebut saat mendidik anak. Wallahu A’lam.
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Saat buah hati kita mulai masuk sekolah, tidak ada jaminan bagi mereka terhindar dari bullying.
Penting bagi orang tua untuk membangun mental anak dengan cara yang islami. Sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi segala perlakuan negatif yang bisa muncul dalam kesehariannya.
Bullying merupakan perbuatan tercela yang telah muncul sejak zaman dahulu hingga sekarang, dari tingkatan anak-anak hingga dewasa. Namanya boleh berbeda, entah itu olok-olok, perundungan, atau body shaming. Namun, esensinya sama saja menyakiti orang lain.
Sebagai orang tua hendaknya kita tidak menyepelekan tindakan bullying di dunia pertemanan anak-anak. Karena efeknya tidak hanya terlihat saat itu juga, bisa jadi berdampak pada psikologis anak hingga dewasa nanti.
Ada sebagian orang yang menganggap dunia pertemanan anak-anak layaknya hutan belantara, karena rawan terjadi bullying .
Mari kita berkaca pada kejadian bullying yang sempat viral beberapa waktu lalu. Misalnya kasus perundungan yang terjadi di Bekasi. Seorang siswi SMK disuruh temannya untuk mencium kakinya sebanyak sepuluh kali. Kasus tersebut berawal dari perselisihan di medsos dengan saling ejek, hingga berakhir dengan perundungan.
Meski covid-19 masih mewabah, tidak serta merta aktivitas anak-anak menjadi terhenti. Mereka mengalihkan aktivitas fisik pada aktivitas virtual di dunia maya. Sehingga jika tidak disertai pengawasan yang baik dari orang tua, peluang terjadinya bullying masih terbuka lebar.
Bullying juga sangat sulit dibendung. Bentuknya sangat beragam dan bisa bertransformasi sesuai dengan perkembangan zaman. Ada bullying yang bersifat verbal dengan mengejek atau mengolok-olok orang lain. Ada pula bullying yang bersifat psikis dengan mengacuhkan dan mengucilkan seseorang dari pergaulan. Hingga tahap paling ekstrim adalah bullying yang bersifat fisik dengan memukul atau menendang orang lain.
Dalam bahasa Indonesia bullying lebih dikenal dengan istilah perundungan. Perundungan adalah tindakan menyakiti orang lain baik dalam bentuk fisik ataupun psikis, baik secara verbal ataupun fisik, yang dilakukan berulang-ulang oleh pelakunya hingga menimbulkan perasaan tertekan dan trauma pada korbannya.
Baca juga: Nggak Perlu Gadget, Ini Dia Cara Mudah Mengatasi Anak Rewel
Secara tegas, Islam melarang perbuatan tercela ini. Allah berfirman dalam Al Quran surat Al-Hujurat ayat 11,
Meski begitu, manusia sekelas Nabi dan Rasul pun pernah mengalami perundungan. Kaum Nabi Nuh mengolok-olok Nabi mereka karena Beliau membuat kapal besar di lokasi yang jauh dari laut. Mereka hanya mengandalkan pengetahuan yang terbatas sehingga berani mengolok-olok Nabinya sendiri.
Nabi Muhammad juga tidak luput dari perundungan kaumnya. Tidak jarang saat berdakwah beliau dianggap sebagai orang gila atau tukang sihir. Hingga tindakan bullying yang paling berani dilakukan oleh kaumnya adalah percobaan pembunuhan terhadap beliau. Karena kejadian ini Rasulullah sampai berhijrah dari Mekkah ke Yastrib (Madinah).
Mengingat sulitnya menghindari bullying, maka kita perlu membekali anak kita dengan ajaran islam yang bisa menguatkan mental. Beberapa cara untuk membangun mental yang kuat adalah,
Bersabarlah dengan menanamkan pemahaman sebagaimana yang tercantum pada Surat Al-Hujurat ayat 11 di atas. Lalu, tambahkan keyakinan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa kepada-Nya sebagaimana kelanjutan dari ayat di atas, yaitu Al-Hujurat ayat 13.
Tanamkan pemahaman kepada anak supaya tidak bersikap ekstrem ketika mendapatkan perlakuan bullying, misalnya bunuh diri. Karena perbuatan tersebut termasuk ke dalam salah satu dosa besar. Allah melarang perbuatan bunuh diri sebagaimana dalam firmanNya,
Rasulullah juga memberi penegasan dalam sabdanya bahwa,
Hal lain yang tidak kalah penting untuk dilakukan orang tua adalah menghindarkan anak dari bullying kepada orang lain. Beberapa sikap yang perlu ditanamkan kepada anak diantaranya,
Allah mengharamkan kita melakukan tindakan zalim kepada orang lain. Karena bullying termasuk perbuatan zalim, maka tinggalkan lah. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman:
Sebagai seorang muslim, kita hanya memiliki dua pilihan saat berinteraksi dengan orang lain, yaitu berkata yang baik-baik atau diam. Rasulullah bersabda,
Demi menjaga keimanan dan keislamannya dengan baik, setiap muslim dituntut untuk melakukan segala perbuatan yang Allah ridhai. Hindari segala bentuk aktivitas yang tidak penting, karena setiap aktivitas yang kita lakukan akan dicatat di sisi Allah. Sebagaimana hadis Rasulullah,
Menyikapi kondisi masyarakat yang masih sering ditemui bullying, maka setidaknya ada dua hal yang perlu ditanamkan kepada anak. Pertama, bimbing mereka supaya memiliki mental yang kuat dengan tidak melakukan tindakan yang ekstrim ketika mendapat perlakuan bullying dari orang lain. Kedua, hindarkan mereka dari tindakan bullying kepada orang lain.
Baca juga: Jangan Sampai Lalai Ya! Ini Loh Kata Qur’an dan Hadis Mengenai Kewajiban Orangtua Mendidik Anak
Berikanlah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Tanamkan sikap tidak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, termasuk bullying dari orang lain.
Hal yang tidak kalah penting, kita sebagai orang tua harus memberi contoh dengan mengamalkan sikap tersebut saat mendidik anak. Wallahu A’lam.
(Diedit oleh Nizar Tegar)