Keluarga qurrota a’yun, impian para mukmin
Memiliki keluarga yang bisa menyejukan hati menjadi impian setiap orang. Seluruh anggota keluarga, baik suami, istri, maupun anak-anak selalu bisa menjadi penyejuk jiwa. Tidak hanya ketika berada di dalam rumah, namun juga ketika bergaul di tengah-tengah masyarakat. Dalam Islam keluarga semacam ini bisa disebut sebagai keluarga qurrota a’yun.
Mewujudkan keluarga yang qurrota a’yun bukan perkara yang mudah. Sebab ujian akan selalu datang dari berbagai arah. Diperlukan kerja sama yang solid dari seluruh anggota keluarga untuk saling menguatkan dan memotivasi.
Sumber masalah kadang datang dari ayah atau suami. Terkadang asal masalah datang dari ibu atau istri. Terkadang pula sumber masalah datang dari anak-anak. Allah telah mengingatkan hal ini dalam Al-Anfal ayat 28.
Masalah memang tidak bisa kita hindari, oleh karena itu hal yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan sebaik mungkin sesuai syariat Islam. Selain itu hal yang tidak kalah penting adalah berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah SWT. Tanamkan keyakinan bahwa setiap doa yang kita panjatkan akan senantiasa Allah SWT. kabulkan.
Baca juga: Kiat Sukses Membangun Rumah Tangga Bagi Pasangan Baru
Qurrota a’yun memiliki makna sebagai “penenang hati”, “penyejuk mata”, atau “penyejuk jiwa”. Jika melihat indahnya makna kata ini, maka siapapun orangnya pasti merasa nyaman dengan orang yang memiliki karakter qurrota a’yun.
Supaya bisa membangun keluarga yang qurrota a’yun, setiap anggota keluarga harus memiliki karakter ini.
Untuk menjadi ayah yang qurrota a’yun mari kita meneladani Nabi Ibrahim as dan Rasulullah SAW dalam mendidik anak-anaknya. Dari Anas bin Malik ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Keteladanan dari orang tua menjadi salah satu modal penting dalam mendidik anak. Ayah dituntut untuk bisa bersikap adil dan tidak pilih kasih. Rasulullah pernah mengingatkan,
Untuk menjadi ibu yang qurrota a’yun, maka dirikanlah “sekolah ibu”. Ibu adalah sekolah pertama anak-anak sebelum mendapatkan pendidikan dari pihak lain. Sehingga ibu memiliki peluang besar dalam membangun akhlak anak-anak sejak dini.
Duhai para ibu, berjuanglah menjadi “guru terbaik” bagi buah hati. Jadilah “guru” yang kedekatannya dapat dirasakan oleh para “muridnya”. Didiklah anak-anak dengan sepenuh hati, mudah-mudahan mereka menjadi orang yang bermanfaat bagi sekelilingnya.
Supaya anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang qurrota a’yun, bimbinglah mereka untuk selalu taat kepada perintah Allah SWT. dan syariat-Nya. Melalui ketaatannya tersebut mereka berpeluang besar bisa membahagiakan orang tuanya dunia akhirat.
Anak-anak yang taat kepada Allah SWT bisa membahagiakan orang tuanya melalui bakti yang dikerjakannya. Saat kita bisa melihat dan merasakan bakti dari buah hati maka hal tersebut dapat mendatangkan kesejukan dalam hati.
Baca juga: Membangun Mental Anak Tangguh Dari Bullying
Membangun keluarga qurrota a’yun bukan urusan yang sederhana, diperlukan kerja sama yang baik antar anggota keluarga, terutama suami dan istri. Rasulullah SAW. pernah berpesan bahwa,
Dari hadis di atas kita bisa belajar bahwa baik suami maupun istri sama-sama memiliki peran sebagai pemimpin. Hanya saja porsinya sedikit berbeda. Suami menjadi pemimpin bagi seluruh anggota keluarganya, sedangkan istri menjadi pemimpin bagi anak-anak dan segala urusan rumah tangga. Diperlukan kerjasama yang baik dari keduanya ketika mendidik anak.
Kerjasama suami dan istri dapat berjalan dengan baik, jika keduanya memiliki kesamaan visi dan misi. Sangat penting adanya rencana bersama mengenai pengasuhan anak-anak di awal-awal berkeluarga. Sepakati pembagian tugas untuk menggapai tujuan tersebut dengan dibingkai kerja sama yang apik. Wallahu A’lam
Baca juga: 3 Hal Sederhana yang Membuat Istri Bahagia Menurut Islam
Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah untuk tidak lelah mewujudkan keluarga qurrota a’yun. Semoga pula kita diberi keistiqomahan untuk selalu berdoa meminta pertolongan Allah untuk mewujudkannya. Aamiin….
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Keluarga qurrota a’yun, impian para mukmin
Memiliki keluarga yang bisa menyejukan hati menjadi impian setiap orang. Seluruh anggota keluarga, baik suami, istri, maupun anak-anak selalu bisa menjadi penyejuk jiwa. Tidak hanya ketika berada di dalam rumah, namun juga ketika bergaul di tengah-tengah masyarakat. Dalam Islam keluarga semacam ini bisa disebut sebagai keluarga qurrota a’yun.
Mewujudkan keluarga yang qurrota a’yun bukan perkara yang mudah. Sebab ujian akan selalu datang dari berbagai arah. Diperlukan kerja sama yang solid dari seluruh anggota keluarga untuk saling menguatkan dan memotivasi.
Sumber masalah kadang datang dari ayah atau suami. Terkadang asal masalah datang dari ibu atau istri. Terkadang pula sumber masalah datang dari anak-anak. Allah telah mengingatkan hal ini dalam Al-Anfal ayat 28.
Masalah memang tidak bisa kita hindari, oleh karena itu hal yang bisa kita lakukan adalah berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan sebaik mungkin sesuai syariat Islam. Selain itu hal yang tidak kalah penting adalah berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah SWT. Tanamkan keyakinan bahwa setiap doa yang kita panjatkan akan senantiasa Allah SWT. kabulkan.
Baca juga: Kiat Sukses Membangun Rumah Tangga Bagi Pasangan Baru
Qurrota a’yun memiliki makna sebagai “penenang hati”, “penyejuk mata”, atau “penyejuk jiwa”. Jika melihat indahnya makna kata ini, maka siapapun orangnya pasti merasa nyaman dengan orang yang memiliki karakter qurrota a’yun.
Supaya bisa membangun keluarga yang qurrota a’yun, setiap anggota keluarga harus memiliki karakter ini.
Untuk menjadi ayah yang qurrota a’yun mari kita meneladani Nabi Ibrahim as dan Rasulullah SAW dalam mendidik anak-anaknya. Dari Anas bin Malik ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Keteladanan dari orang tua menjadi salah satu modal penting dalam mendidik anak. Ayah dituntut untuk bisa bersikap adil dan tidak pilih kasih. Rasulullah pernah mengingatkan,
Untuk menjadi ibu yang qurrota a’yun, maka dirikanlah “sekolah ibu”. Ibu adalah sekolah pertama anak-anak sebelum mendapatkan pendidikan dari pihak lain. Sehingga ibu memiliki peluang besar dalam membangun akhlak anak-anak sejak dini.
Duhai para ibu, berjuanglah menjadi “guru terbaik” bagi buah hati. Jadilah “guru” yang kedekatannya dapat dirasakan oleh para “muridnya”. Didiklah anak-anak dengan sepenuh hati, mudah-mudahan mereka menjadi orang yang bermanfaat bagi sekelilingnya.
Supaya anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang qurrota a’yun, bimbinglah mereka untuk selalu taat kepada perintah Allah SWT. dan syariat-Nya. Melalui ketaatannya tersebut mereka berpeluang besar bisa membahagiakan orang tuanya dunia akhirat.
Anak-anak yang taat kepada Allah SWT bisa membahagiakan orang tuanya melalui bakti yang dikerjakannya. Saat kita bisa melihat dan merasakan bakti dari buah hati maka hal tersebut dapat mendatangkan kesejukan dalam hati.
Baca juga: Membangun Mental Anak Tangguh Dari Bullying
Membangun keluarga qurrota a’yun bukan urusan yang sederhana, diperlukan kerja sama yang baik antar anggota keluarga, terutama suami dan istri. Rasulullah SAW. pernah berpesan bahwa,
Dari hadis di atas kita bisa belajar bahwa baik suami maupun istri sama-sama memiliki peran sebagai pemimpin. Hanya saja porsinya sedikit berbeda. Suami menjadi pemimpin bagi seluruh anggota keluarganya, sedangkan istri menjadi pemimpin bagi anak-anak dan segala urusan rumah tangga. Diperlukan kerjasama yang baik dari keduanya ketika mendidik anak.
Kerjasama suami dan istri dapat berjalan dengan baik, jika keduanya memiliki kesamaan visi dan misi. Sangat penting adanya rencana bersama mengenai pengasuhan anak-anak di awal-awal berkeluarga. Sepakati pembagian tugas untuk menggapai tujuan tersebut dengan dibingkai kerja sama yang apik. Wallahu A’lam
Baca juga: 3 Hal Sederhana yang Membuat Istri Bahagia Menurut Islam
Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah untuk tidak lelah mewujudkan keluarga qurrota a’yun. Semoga pula kita diberi keistiqomahan untuk selalu berdoa meminta pertolongan Allah untuk mewujudkannya. Aamiin….
(Diedit oleh Nizar Tegar)