Apakah Sahabat pernah membakar sampah di pekarangan rumah? Sebaiknya hal ini dihindari ya sahabat. Karena bisa mendatangkan gangguan kesehatan. Mulai dari sakit pernapasan hingga penyakit kronis.
Saat ini, membakar sampah sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang sulit dihilangkan. Karena cara ini dinilai praktis untuk mengatasi permasalahan sampah secara instan. Terlebih lagi jika di lingkungan rumah tempat tinggal tidak tersedia tempat pembuangan sampah.
Namun faktanya, membakar sampah sembarangan bisa mendatangkan permasalahan baru. Pembakaran sampah menghasilkan bahan kimia berbahaya yang bisa mengganggu kesehatan orang-orang sekitarnya.
Saat membakar sampah, biasanya dihasilkan senyawa kimia yang bisa membahayakan kesehatan, seperti formaldehida (formalin) dan karbon monoksida.
Menurut United States Environmental Protection Agency (US EPA), kedua bahan kimia yang dihasilkan dari reaksi pembakaran tersebut sering menyebabkan penyakit pernapasan.
Selain itu masih banyak bahan kimia lain yang tak kalah berbahayanya dihasilkan dari proses pembakaran. Seperti Benzena, hidrogen sianida, arsen, stiren, kromium, timbal, furan, PCB, dan dioksi.
Mungkin masih banyak bahan kimia berbahaya lainnya yang dihasilkan ketika Sahabat membakar sampah. Tergantung dari jenis sampah yang dibakar, suhu pembakaran dan kadar oksigen yang tersedia di udara. Namun yang jelas, bahan kimia tersebut bisa mengancam gangguan kesehatan ketika terhirup dan masuk ke dalam tubuh.
Beberapa bahan kimia berbahaya seperti arsenik, formaldehida, furan, dan dioksin yang dihasilkan saat membakar sampah, berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan bagi orang-orang yang berada di sekitar lokasi pembakaran.
Tingkat keparahannya tergantung dari berapa lama dan seberapa sering paparan asap hasil pembakaran itu diterima.
Beberapa gejala umum yang mungkin terjadi setelah menghirup asap hasil pembakaran adalah mata merah berair, batuk, sakit kepala, hidung terasa perih, hingga mual.
Bagi penderita asma, terhirupnya asap ini bisa memicu kambuhnya serangan asma.
Paparan dioksin juga berpotensi menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh, gangguan hati, gangguan pada sistem reproduksi, serta bisa menyebabkan beberapa jenis kanker.
Membakar sampah tidak hanya mengotori udara sekitar. Residu yang dihasilkannya pun berpotensi diserap oleh tanaman seperti buah dan sayuran. Jika buah dan sayur tersebut terkonsumsi, kesehatan kita akan ikut terancam.
Sebenarnya tidak hanya tanaman, makhluk lain seperti hewan ternak juga bisa ikut terpapar oleh zat berbahaya tersebut. Jika sudah demikian, maka daging, susu, dan telur dari hewan yang telah terkontaminasi tersebut tidak sehat untuk dikonsumsi.
Baca juga: Segarkan Ruangan dengan 5 Penyerap Udara Lembab Alami Ini!
Mengingat pembakaran sampah itu membahayakan lingkungan dan kesehatan. Yuk, mulai saat ini kita beralih ke cara yang lebih baik dan aman dalam mengelola sampah!
Ada beberapa tips yang bisa Sahabat praktikkan untuk mengurangi sampah yang menumpuk, tanpa dengan membakarnya:
Sahabat bisa mengurangi jumlah sampah dengan menggunakan produk rumah tangga seperlunya dan tidak berlebihan. Semakin sedikit barang yang kita konsumsi, maka jumlah sampah yang dihasilkannya pun lebih sedikit.
Saat berbelanja untuk keperluan rumah tangga sebaiknya pilih produk dengan ukuran kemasan yang besar dalam satu kali beli. Hindari pembelian kemasan kecil dalam jumlah yang banyak.
Selain itu usahakan untuk memilih produk yang bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali ketimbang produk sekali pakai.
Biasakan untuk menggunakan kembali barang yang masih bisa manfaatkan. Bisa juga sahabat hibahkan barang tersebut kepada orang lain yang lebih membutuhkan.
Jangan sampai barang yang kita miliki nganggur begitu saja tanpa dimanfaatkan sama sekali. Karena sebagai muslim tentu kita memiliki keyakinan bahwa setiap barang yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak nanti.
Ketika barang yang kita miliki sudah tidak bisa digunakan kembali, usahakan untuk mendaur ulangnya. Sahabat bisa memanfaatkan sekumpulan bungkus kopi yang tidak terpakai untuk dijadikan keranjang. Bisa juga membuat kertas daur ulang dari sampah koran.
Jika Sahabat tidak mau repot, saat ini sudah tersedia bank sampah yang mampu mengolah sampah daur ulang.
Daripada numpuk dan menghasilkan bau tidak sedap, lebih baik kita memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos. Banyak yang menilai bahwa pupuk jenis ini lebih baik dibanding pupuk kimiawi. Karena berasal dari bahan organik, pupuk kompos lebih aman untuk tanaman dan juga bisa meningkatkan kualitas hasilnya.
Sahabat, untuk melindungi diri sendiri, keluarga yang kita sayangi, dan orang lain mari kita menghindari aktivitas membakar sampah sembarangan mulai saat ini. Langkah yang mungkin terlihat sederhana ini, insyaAllah bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Baca juga: 5 Cara Mengusir Cicak, Makhluk Mungil yang Membantu Meniup Api Nabi Ibrahim
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Apakah Sahabat pernah membakar sampah di pekarangan rumah? Sebaiknya hal ini dihindari ya sahabat. Karena bisa mendatangkan gangguan kesehatan. Mulai dari sakit pernapasan hingga penyakit kronis.
Saat ini, membakar sampah sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang sulit dihilangkan. Karena cara ini dinilai praktis untuk mengatasi permasalahan sampah secara instan. Terlebih lagi jika di lingkungan rumah tempat tinggal tidak tersedia tempat pembuangan sampah.
Namun faktanya, membakar sampah sembarangan bisa mendatangkan permasalahan baru. Pembakaran sampah menghasilkan bahan kimia berbahaya yang bisa mengganggu kesehatan orang-orang sekitarnya.
Saat membakar sampah, biasanya dihasilkan senyawa kimia yang bisa membahayakan kesehatan, seperti formaldehida (formalin) dan karbon monoksida.
Menurut United States Environmental Protection Agency (US EPA), kedua bahan kimia yang dihasilkan dari reaksi pembakaran tersebut sering menyebabkan penyakit pernapasan.
Selain itu masih banyak bahan kimia lain yang tak kalah berbahayanya dihasilkan dari proses pembakaran. Seperti Benzena, hidrogen sianida, arsen, stiren, kromium, timbal, furan, PCB, dan dioksi.
Mungkin masih banyak bahan kimia berbahaya lainnya yang dihasilkan ketika Sahabat membakar sampah. Tergantung dari jenis sampah yang dibakar, suhu pembakaran dan kadar oksigen yang tersedia di udara. Namun yang jelas, bahan kimia tersebut bisa mengancam gangguan kesehatan ketika terhirup dan masuk ke dalam tubuh.
Beberapa bahan kimia berbahaya seperti arsenik, formaldehida, furan, dan dioksin yang dihasilkan saat membakar sampah, berpotensi mendatangkan gangguan kesehatan bagi orang-orang yang berada di sekitar lokasi pembakaran.
Tingkat keparahannya tergantung dari berapa lama dan seberapa sering paparan asap hasil pembakaran itu diterima.
Beberapa gejala umum yang mungkin terjadi setelah menghirup asap hasil pembakaran adalah mata merah berair, batuk, sakit kepala, hidung terasa perih, hingga mual.
Bagi penderita asma, terhirupnya asap ini bisa memicu kambuhnya serangan asma.
Paparan dioksin juga berpotensi menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh, gangguan hati, gangguan pada sistem reproduksi, serta bisa menyebabkan beberapa jenis kanker.
Membakar sampah tidak hanya mengotori udara sekitar. Residu yang dihasilkannya pun berpotensi diserap oleh tanaman seperti buah dan sayuran. Jika buah dan sayur tersebut terkonsumsi, kesehatan kita akan ikut terancam.
Sebenarnya tidak hanya tanaman, makhluk lain seperti hewan ternak juga bisa ikut terpapar oleh zat berbahaya tersebut. Jika sudah demikian, maka daging, susu, dan telur dari hewan yang telah terkontaminasi tersebut tidak sehat untuk dikonsumsi.
Baca juga: Segarkan Ruangan dengan 5 Penyerap Udara Lembab Alami Ini!
Mengingat pembakaran sampah itu membahayakan lingkungan dan kesehatan. Yuk, mulai saat ini kita beralih ke cara yang lebih baik dan aman dalam mengelola sampah!
Ada beberapa tips yang bisa Sahabat praktikkan untuk mengurangi sampah yang menumpuk, tanpa dengan membakarnya:
Sahabat bisa mengurangi jumlah sampah dengan menggunakan produk rumah tangga seperlunya dan tidak berlebihan. Semakin sedikit barang yang kita konsumsi, maka jumlah sampah yang dihasilkannya pun lebih sedikit.
Saat berbelanja untuk keperluan rumah tangga sebaiknya pilih produk dengan ukuran kemasan yang besar dalam satu kali beli. Hindari pembelian kemasan kecil dalam jumlah yang banyak.
Selain itu usahakan untuk memilih produk yang bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali ketimbang produk sekali pakai.
Biasakan untuk menggunakan kembali barang yang masih bisa manfaatkan. Bisa juga sahabat hibahkan barang tersebut kepada orang lain yang lebih membutuhkan.
Jangan sampai barang yang kita miliki nganggur begitu saja tanpa dimanfaatkan sama sekali. Karena sebagai muslim tentu kita memiliki keyakinan bahwa setiap barang yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak nanti.
Ketika barang yang kita miliki sudah tidak bisa digunakan kembali, usahakan untuk mendaur ulangnya. Sahabat bisa memanfaatkan sekumpulan bungkus kopi yang tidak terpakai untuk dijadikan keranjang. Bisa juga membuat kertas daur ulang dari sampah koran.
Jika Sahabat tidak mau repot, saat ini sudah tersedia bank sampah yang mampu mengolah sampah daur ulang.
Daripada numpuk dan menghasilkan bau tidak sedap, lebih baik kita memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos. Banyak yang menilai bahwa pupuk jenis ini lebih baik dibanding pupuk kimiawi. Karena berasal dari bahan organik, pupuk kompos lebih aman untuk tanaman dan juga bisa meningkatkan kualitas hasilnya.
Sahabat, untuk melindungi diri sendiri, keluarga yang kita sayangi, dan orang lain mari kita menghindari aktivitas membakar sampah sembarangan mulai saat ini. Langkah yang mungkin terlihat sederhana ini, insyaAllah bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Baca juga: 5 Cara Mengusir Cicak, Makhluk Mungil yang Membantu Meniup Api Nabi Ibrahim
(Diedit oleh Nizar Tegar)