Membangun rumah tangga merupakan salah satu fase kehidupan manusia ketika hidup di dunia. Bisa membangun keluarga islami menjadi impian bagi setiap muslim yang menghuni di seluruh penjuru bumi.
Keluarga islami adalah rumah tangga yang dibangun atas dasar akidah yang lurus (tauhid), akhlak yang baik, ibadah yang shahih, dan tsaqofah islam yang kokoh.
Berikut ada beberapa kiat yang bisa sahabat praktikan untuk membangun keluarga islami:
Sebuah rumah tangga dapat dikategorikan sebagai keluarga islami ketika menjalankan asas ketauhidan. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh keluarga tersebut dilandaskan pada perintah Allah SWT.
Sahabat, mengingat pentingnya aspek ketauhidan, Rasulullah SAW sampai memberikan anjuran untuk menanamkan tauhid kepada buah hati kita sejak dini. Bahkan sejak dilahirkan oleh ibundanya.
Hal ini pernah beliau contohkan dengan mengumandangkan adzan kepada cucunya Hasan radhiyallahu ‘anhu.
Terlepas dari perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai kesahihan hadis di atas. Kita bisa mengambil ibrah dari hadis tersebut untuk menanamkan tauhid sejak anak kita dilahirkan.
Suasana keluarga islami dapat tercermin dari aktivitas ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT dari para anggotanya. Upaya untuk menumbuhkan susana tersebut dapat dilakukan dengan pembiasan yang istiqomah. Antar anggota keluarga saling mendorong berbuat kebaikan dan mengingatkan ketika melakukan kekeliruan.
Sahabat, kita bisa menumbuhkan rasa gemar beribadah kepada buah hati dengan sering mengajaknya pergi shalat berjamaah di masjid. Terutama untuk anak laki-laki.
Rasulullah SAW bersabda:
Akhlak merupakan salah satu penyangga bagi keluarga islami, karena bisa mendatangkan kedamaian dan suasana sakinah bagi sebuah keluarga. Saat sifat jujur, amanah, dan perasaan selalu diawasi oleh Allah SWT tumbuh di setiap anggota keluarga. InsyaAllah kebahagiaan di dunia ataupun di akhirat bisa diraih.
Rasulullah SAW bersabda:
Baca juga: Membangun Keluarga Qurrota A’yun, Keluarga Penyejuk Hati
Seorang suami yang saleh akan memiliki perhatian yang lebih bagi istrinya. Ia akan mencintai istrinya, bersikap santun, memberikan nafkah lahir maupun batin. Ia juga akan mengayomi istrinya agar selalu dalam keadaan taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Seorang Istri yang salehah akan selalu menaati perintah suaminya, menyenangkannya, dan menjaga kesucian diri terutama saat suaminya tidak ada di rumah.
Pasangan suami istri keluarga islami akan selalu memberikan perhatian atas keselamatan anaknya, mentarbiyahnya dengan tsaqofah islam, serta memberikan rizki yang halal.
Salah satu karakter yang melekat pada keluarga islami adalah keterikatannya dengan tugas dakwah. Karena pada hakikatnya membangun keluarga islami itu sama dengan dengan berdakwah.
Sebagai unit terkecil suatu masyarakat, keluarga yang islami akan turut berkontribusi dalam membangun masyarakat islami.
Kita bisa melihat bagaimana Rasulullah SAW dan para sahabat saling berkompetisi saat melakukan kebaikan. Terutama ketika kebaikan tersebut dapat memberikan sumbangsih bagi tegaknya Islam.
Dalam islam, tidak ada satu urusan pun yang tidak ada aturanya. Mulai dari bangun hingga tidur kembali, mulai dari urusan rumah tangga hingga urusan negara, semua ada aturannya.
Maka itu, mari sahabat kita hidupkan ajaran islam dalam segala aktitivas. Baik ketika berpakaian, makan, minum, tidur, dan berbagai aktivitas lainnya sebagaimana yang telah Rasulullah SAW contohkan.
Imam Malik pernah berkata:
Pola hidup bersih menjadi keseharian keluarga islami. Hidup bersih dalam berpakaian, makanan, bahkan sampai usaha mencari rizki yang halal.
Selain itu kebiasaan hidup bersih juga bisa mendatangkan keindahan. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Allah SWT sangat menyukai keindahan.
Salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh setiap keluarga muslim saat ini adalah ghazwul fikri (perang pemikiran). Serangan pemikiran bisa mengubah sikap dan pola pikir seorang muslim untuk mengikuti musuh-musuh islam secara perlahan-lahan.
Adanya kesadaran islam yang intens diperlukan untuk terus menghidupkan nilai-nilai islam di dalam rumah. Maka dakwah amar ma’ruf nahi munkar mutlak diperlukan untuk membentengi keluarga, lingkungan, dan segala aktivitas kita dari serangan pemikiran yang keliru.
Kehidupan keluarga islami dicirikan dengan terpeliharanya status dan hak setiap anggota keluarga.
Ayah hadir sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab atas keselamatan dan penghidupan seluruh anggotanya. Ia memiliki hak untuk dihormati dan dituruti selama tidak bertentangan dengan syariat islam.
Ibu berperan untuk mengayomi anak-anaknya serta menghadirkan kesejukan di dalam rumah. Ia memiliki hak untuk dimuliakan.
Ada pula anak-anak yang memiliki kewajiban untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan kasih sayang, perawatan dan bimbingan dari orang tuanya.
Allah SWT telah memberikan arahan kepada kita ketika membangun rumah tangga,
Baca juga: 2 Cara Sederhana Namun Ampuh Agar Menjadi Orang Tua yang Baik Menurut Islam
Kesederhanaan merupakan ajaran islam yang telah dicontohkan Rasulullah SAW sepanjang hidupnya. Keseharian beliau demikian sederhana meskipun memiliki posisi penting dalam dakwah dan berperan sebagai pemimpin negara.
Sederhana bukan berarti pelit, namun juga tidak boros. Sederhana itu pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan. Serta menggunakan harta yang dimilikinya di jalan Allah SWT. Sebagaimana dalam salah satu firman-Nya,
Keluarga islami tidak hanya berkutat sekitar dalam rumah tangga saja, melainkan juga dapat memberikan kemaslahatan bagi lingkungan sekitar. Memuliakan tetangga menjadi karakter lain yang dimiliki oleh keluarga islami.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
Baca juga: 8 Cara Menyambung Silaturahmi Untuk Menggapai Surgawi
Keluarga islami tidak terbentuk dengan sendirinya. Tidak pula cukup hanya dengan berdoa saja. Melainkan diperlukan kerja keras dan kerja sama dari setiap anggotanya. Perintah Allah dan Rasul-Nya menjadi landasan hidup bagi setiap keluarga muslim.
Semoga kita diberi kekuatan dan keistiqomahan untuk mewujudkan keluarga islami ya sahabat. Aamiin…
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Membangun rumah tangga merupakan salah satu fase kehidupan manusia ketika hidup di dunia. Bisa membangun keluarga islami menjadi impian bagi setiap muslim yang menghuni di seluruh penjuru bumi.
Keluarga islami adalah rumah tangga yang dibangun atas dasar akidah yang lurus (tauhid), akhlak yang baik, ibadah yang shahih, dan tsaqofah islam yang kokoh.
Berikut ada beberapa kiat yang bisa sahabat praktikan untuk membangun keluarga islami:
Sebuah rumah tangga dapat dikategorikan sebagai keluarga islami ketika menjalankan asas ketauhidan. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh keluarga tersebut dilandaskan pada perintah Allah SWT.
Sahabat, mengingat pentingnya aspek ketauhidan, Rasulullah SAW sampai memberikan anjuran untuk menanamkan tauhid kepada buah hati kita sejak dini. Bahkan sejak dilahirkan oleh ibundanya.
Hal ini pernah beliau contohkan dengan mengumandangkan adzan kepada cucunya Hasan radhiyallahu ‘anhu.
Terlepas dari perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai kesahihan hadis di atas. Kita bisa mengambil ibrah dari hadis tersebut untuk menanamkan tauhid sejak anak kita dilahirkan.
Suasana keluarga islami dapat tercermin dari aktivitas ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT dari para anggotanya. Upaya untuk menumbuhkan susana tersebut dapat dilakukan dengan pembiasan yang istiqomah. Antar anggota keluarga saling mendorong berbuat kebaikan dan mengingatkan ketika melakukan kekeliruan.
Sahabat, kita bisa menumbuhkan rasa gemar beribadah kepada buah hati dengan sering mengajaknya pergi shalat berjamaah di masjid. Terutama untuk anak laki-laki.
Rasulullah SAW bersabda:
Akhlak merupakan salah satu penyangga bagi keluarga islami, karena bisa mendatangkan kedamaian dan suasana sakinah bagi sebuah keluarga. Saat sifat jujur, amanah, dan perasaan selalu diawasi oleh Allah SWT tumbuh di setiap anggota keluarga. InsyaAllah kebahagiaan di dunia ataupun di akhirat bisa diraih.
Rasulullah SAW bersabda:
Baca juga: Membangun Keluarga Qurrota A’yun, Keluarga Penyejuk Hati
Seorang suami yang saleh akan memiliki perhatian yang lebih bagi istrinya. Ia akan mencintai istrinya, bersikap santun, memberikan nafkah lahir maupun batin. Ia juga akan mengayomi istrinya agar selalu dalam keadaan taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Seorang Istri yang salehah akan selalu menaati perintah suaminya, menyenangkannya, dan menjaga kesucian diri terutama saat suaminya tidak ada di rumah.
Pasangan suami istri keluarga islami akan selalu memberikan perhatian atas keselamatan anaknya, mentarbiyahnya dengan tsaqofah islam, serta memberikan rizki yang halal.
Salah satu karakter yang melekat pada keluarga islami adalah keterikatannya dengan tugas dakwah. Karena pada hakikatnya membangun keluarga islami itu sama dengan dengan berdakwah.
Sebagai unit terkecil suatu masyarakat, keluarga yang islami akan turut berkontribusi dalam membangun masyarakat islami.
Kita bisa melihat bagaimana Rasulullah SAW dan para sahabat saling berkompetisi saat melakukan kebaikan. Terutama ketika kebaikan tersebut dapat memberikan sumbangsih bagi tegaknya Islam.
Dalam islam, tidak ada satu urusan pun yang tidak ada aturanya. Mulai dari bangun hingga tidur kembali, mulai dari urusan rumah tangga hingga urusan negara, semua ada aturannya.
Maka itu, mari sahabat kita hidupkan ajaran islam dalam segala aktitivas. Baik ketika berpakaian, makan, minum, tidur, dan berbagai aktivitas lainnya sebagaimana yang telah Rasulullah SAW contohkan.
Imam Malik pernah berkata:
Pola hidup bersih menjadi keseharian keluarga islami. Hidup bersih dalam berpakaian, makanan, bahkan sampai usaha mencari rizki yang halal.
Selain itu kebiasaan hidup bersih juga bisa mendatangkan keindahan. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Allah SWT sangat menyukai keindahan.
Salah satu tantangan berat yang harus dihadapi oleh setiap keluarga muslim saat ini adalah ghazwul fikri (perang pemikiran). Serangan pemikiran bisa mengubah sikap dan pola pikir seorang muslim untuk mengikuti musuh-musuh islam secara perlahan-lahan.
Adanya kesadaran islam yang intens diperlukan untuk terus menghidupkan nilai-nilai islam di dalam rumah. Maka dakwah amar ma’ruf nahi munkar mutlak diperlukan untuk membentengi keluarga, lingkungan, dan segala aktivitas kita dari serangan pemikiran yang keliru.
Kehidupan keluarga islami dicirikan dengan terpeliharanya status dan hak setiap anggota keluarga.
Ayah hadir sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab atas keselamatan dan penghidupan seluruh anggotanya. Ia memiliki hak untuk dihormati dan dituruti selama tidak bertentangan dengan syariat islam.
Ibu berperan untuk mengayomi anak-anaknya serta menghadirkan kesejukan di dalam rumah. Ia memiliki hak untuk dimuliakan.
Ada pula anak-anak yang memiliki kewajiban untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan kasih sayang, perawatan dan bimbingan dari orang tuanya.
Allah SWT telah memberikan arahan kepada kita ketika membangun rumah tangga,
Baca juga: 2 Cara Sederhana Namun Ampuh Agar Menjadi Orang Tua yang Baik Menurut Islam
Kesederhanaan merupakan ajaran islam yang telah dicontohkan Rasulullah SAW sepanjang hidupnya. Keseharian beliau demikian sederhana meskipun memiliki posisi penting dalam dakwah dan berperan sebagai pemimpin negara.
Sederhana bukan berarti pelit, namun juga tidak boros. Sederhana itu pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan. Serta menggunakan harta yang dimilikinya di jalan Allah SWT. Sebagaimana dalam salah satu firman-Nya,
Keluarga islami tidak hanya berkutat sekitar dalam rumah tangga saja, melainkan juga dapat memberikan kemaslahatan bagi lingkungan sekitar. Memuliakan tetangga menjadi karakter lain yang dimiliki oleh keluarga islami.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
Baca juga: 8 Cara Menyambung Silaturahmi Untuk Menggapai Surgawi
Keluarga islami tidak terbentuk dengan sendirinya. Tidak pula cukup hanya dengan berdoa saja. Melainkan diperlukan kerja keras dan kerja sama dari setiap anggotanya. Perintah Allah dan Rasul-Nya menjadi landasan hidup bagi setiap keluarga muslim.
Semoga kita diberi kekuatan dan keistiqomahan untuk mewujudkan keluarga islami ya sahabat. Aamiin…
(Diedit oleh Nizar Tegar)