Ada banyak jenis batu alam yang bisa diaplikasikan ke rumah Anda untuk memberikan kesan natural.
Penggunaan batu alam pada desain rumah Anda dapat menghadirkan nuansa ruangan yang sejuk, juga membuat tampilan rumah terkesan alami. Karakter batu alam yang beragam dan unik baik dalam hal ukuran, warna, corak, serta tekstur menjadikan batu ini mampu menghasilkan berbagai tampilan yang menarik pada bangunan. Selain itu, ketahanan batu ini terhadap cuaca maupun gesekan menjadikan batu alam cocok diaplikasikan pada eksterior rumah.
Batu alam tidak hanya cocok digunakan pada rumah bergaya etnik Bali atau rumah tropis, tetapi juga dapat diterapkan pada hampir semua jenis desain rumah. Sekalipun rumah modern minimalis yang memiliki konsep “clean and simple”, tetap memanfaatkan batu alam pada elemen eksteriornya.
Batu alam bisa diaplikasikan sebagai lantai, dinding, atau bahkan sebagai elemen dekoratif pada kolam atau pagar rumah Anda. Pola pemasangannya cukup beragam, seperti pola pasang gaya dinding batu, susun sirih, maju mundur, serta kotak – kotak bujur sangkar. Pemilihan pola ini tentunya harus disesuaikan dengan karakter batu alam yang Anda gunakan. Umumnya, pengaplikasian batu alam pada fasad rumah memiliki tujuan untuk memberikan kesan natural. Berikut ini beberapa jenis batu alam yang beredar di pasaran.
Salah satu alasan kenapa batu ini dinamakan batu candi adalah karena batu jenis ini sering dijadikan bahan dasar pembuatan arca – arca yang menghiasi candi. Salah satu ciri yang dimilikinya adalah warna batu ini yang gelap seperti hitam atau abu – abu akan menjadi lebih gelap jika terkena air. Batu ini memiliki pori yang besar (porous) sehingga akan lebih mudah terserang lumut.
Jika Anda berencana menggunakan batu candi sebagai elemen eksterior bangunan, sebaiknya diberi lapisan coating. Meski memiliki tekstur yang kasar dan keras, batu alam sering kali diukir untuk dibentuk menjadi patung. Umumnya bentuk batu candi yang dijual di pasaran berupa lempengan dengan beragam ukuran dari 10 x 10 cm , 15 x 30 cm, sampai ukuran 40 x 40 cm.
Karena tampilannya yang alami dan memberikan kesan sejuk, menjadikan batu alam sering digunakan pada eksterior rumah. Biasanya batu ini digunakan pada pagar rumah, carport, dan lantai teras. Tapi, terkadang batu ini digunakan pula pada elemen interior untuk mempercantik ruangan supaya terkesan alami.
Penggunaan batu marmer pada bangunan dapat memberikan kesan mewah. Biasanya, desain rumah klasik memanfaatkan batu ini untuk mempermanis tampilan rumah. Sering kali batu marmer digunakan sebagai bahan pelapis lantai utama.
Corak yang dimiliki batu marmer cukup beragam. Batu ini mempunyai urat – urat halus dengan warna yang senada. Ukuran batu marmer cukup beragam mulai dari 10 x 10 cm, 10 x 20 cm, 15 x 30 cm, hingga 30 x 60 cm. Karena bentuknya yang lempengan ini, menjadikan ukuran batu marmer dapat dipotong sesuai dengan kebutuhan. Beberapa jenis batu marmer yang cukup populer diantaranya marmer ujung pandang, marmer putih, marmer jenis dark emperador.
Bbatu kali atau batu sabak umumnya berbentuk bongkahan. Karena strukturnya yang tersusun dari lapisan – lapisan menjadikan batu ini mudah di potong menjadi lempengan. Lempengan batu ini memiliki bentuk yang tidak beraturan sehingga untuk saat dilakukan pemasangan, dibutuhkan tukang yang sudah mahir supaya hasilnya terlihat artistik dan rapih.
Karakter batu sabak adalah memiliki warna yang gelap, seperti abu – abu tua, hijau tua, dan hitam. Batu sabak sangat keras dan memiliki banyak pori halus sehingga sangat cocok untuk dijadikan elemen eksterior rumah. Sering kali batu jenis ini dijadikan pelapis dinding dan lantai rumah. Batu sabak yang sangat populer diantaranya batu sabak hitam tasik, garut, dan pekalongan.
Baca juga: 5 Tips Desain Interior Rumah Minimalis Yang Mudah Dan Sederhana
Batu andesit adalah salah satu jenis batu alam yang paling keras. Batu jenis ini memiliki ketahanan yang lebih terhadap cuaca dan lumut karena pori – pori yang dimilikinya sangat rapat. Maka itu, Karena hal inilah, batu andesit sangat cocok digunakan digunakan baik di luar maupun di dalam ruangan.
Ciri yang dimiliki batu ini adalah warnanya yang agak gelap, seperti abu – abu polos, kecoklatan, dan kehijauan. Batu Andesit biasanya berbentuk lempengan dengan ketebalan 3 – 4 cm dengan ukuran 5 x 20 cm sampai 20 x 40 cm.
Hal menarik yang dimiliki batu ini adalah teknik penyusunannya yang cukup beragam, mulai dari alur maju mundur, susun sirih, siar bata, hingga alur lurus. Salah satu pola yang paling sering digunakan adalah pola siar bata saling menguatkan dan saling mengikat sebagai lapisan dinding. Batu ini kerap digunakan pada bangunan berkonsep modern minimalis karena warnanya yang monoktromatik dan bentuknya yang sederhana.
Batu yang memiliki warna putih kekuningan ini terkesan alami dan berparas cantik. Batu paras sangat mudah diukir dan dipahat sehingga acap kali digunakan sebagai bahan dekoratif pada bangunan, seperti hiasan dinding, hiasan taman, ventilasi/roster, serta relief/ukiran. Beberapa jenis batu paras yang sangat populer adalah batu paras Bali dan paras Jogja.
Tekstur yang dimiliki batu paras lebih halus dibandingkan batu candi. Warna batu ini cenderung terang, seperti kuning dan putih. Sayangnya, batu ini lebih mudah ditumbuhi lumut dan lembab karena pori – pori yang dimilikinya besar. Maka itu, jika Anda berencana menggunakannya batu ini pada bagian eksterior rumah, sebaiknya batu diberi lapisan coating setelah terpasang dilakukan pemasangan. Ukuran jenis batu paras ini yang beredar dipasaran adalah mulai dari ukuran 10 x 10 cm hingga 20 x 40 cm.
Seringkali masyarakat keliru ketika membedakan batu palimanan dengan jenis batu paras. Perbedaan kedua jenis batu ini sebenarnya bisa dilihat dari teksturnya. Batu palimanan mempunyai warna dasar krem dan putih kekuningan dengan corak warna coklat. Batu ini biasanya digunakan pada permukaan dinding, pagar, atau sebagai elemen taman dan pagar.
Komponen dasar dari batu palimanan adalah kalsit (kapur). Karakter yang dimiliki batu ini adalah lunak dan berpori sehingga mudah menyerap air dan ditumbuhi lumput. Batu palimanan tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari 10 x 10 cm, 10 x 20 cm, 15 x 30 cm, sampai 40 x 40 cm.
Sering kali batu templek tertukar dengan dengan batu sabak karena warna dan bentuknya yang serupa. Berbeda dengan batu sabak, batu jenis ini diperoleh dari bukit dan pegunungan. Salah satu alasan kenapa batu ini disebut templek bentuknya berupa lempengan. Warna batu ini cukup bervariasit, tergantung asal daerahnya dari mana. Misalnya batu templek asal Kebumen memiliki warna coklat muda mirip warna tanah, sedangkan batu templek asal Banten dan Garut berwarna hitam kekuningan seperti tembaga.
Batu tTemplek umumnya disusun secara acak. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, saat ini ada juga pola penyusunan susun sirih. Ukuran batu ini yang tersedia di pasaran serupa dengan keramik, yaitu 10 x 10 cm sampai 40 x 40 cm. Batu templek cocok digunakan sebagai pelapis dinding dan lantai, baik untuk bagian dalam atau pun luar ruangan.
Batu ini mungkin salah satu jenis batu yang paling dikenal luas oleh masyarakat. Bentuknya yang bulat lonjong ini sering digunakan sebagai hiasan taman. Disamping itu, batu koral sikat juga sering diaplikasikan pada teras, kolam, dan lantai carport. Batu jenis ini cukup populer karena tersedia dalam berbagai warna dan corak serta bentuknya yang unik. Harganya pun cukup terjangkau sehingga bisa digunakan oleh berbagai kalangan.
Baca juga: 5 Cara Dekorasi Rumah Minimalis Yang Mudah Dan Praktis
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Ada banyak jenis batu alam yang bisa diaplikasikan ke rumah Anda untuk memberikan kesan natural.
Penggunaan batu alam pada desain rumah Anda dapat menghadirkan nuansa ruangan yang sejuk, juga membuat tampilan rumah terkesan alami. Karakter batu alam yang beragam dan unik baik dalam hal ukuran, warna, corak, serta tekstur menjadikan batu ini mampu menghasilkan berbagai tampilan yang menarik pada bangunan. Selain itu, ketahanan batu ini terhadap cuaca maupun gesekan menjadikan batu alam cocok diaplikasikan pada eksterior rumah.
Batu alam tidak hanya cocok digunakan pada rumah bergaya etnik Bali atau rumah tropis, tetapi juga dapat diterapkan pada hampir semua jenis desain rumah. Sekalipun rumah modern minimalis yang memiliki konsep “clean and simple”, tetap memanfaatkan batu alam pada elemen eksteriornya.
Batu alam bisa diaplikasikan sebagai lantai, dinding, atau bahkan sebagai elemen dekoratif pada kolam atau pagar rumah Anda. Pola pemasangannya cukup beragam, seperti pola pasang gaya dinding batu, susun sirih, maju mundur, serta kotak – kotak bujur sangkar. Pemilihan pola ini tentunya harus disesuaikan dengan karakter batu alam yang Anda gunakan. Umumnya, pengaplikasian batu alam pada fasad rumah memiliki tujuan untuk memberikan kesan natural. Berikut ini beberapa jenis batu alam yang beredar di pasaran.
Salah satu alasan kenapa batu ini dinamakan batu candi adalah karena batu jenis ini sering dijadikan bahan dasar pembuatan arca – arca yang menghiasi candi. Salah satu ciri yang dimilikinya adalah warna batu ini yang gelap seperti hitam atau abu – abu akan menjadi lebih gelap jika terkena air. Batu ini memiliki pori yang besar (porous) sehingga akan lebih mudah terserang lumut.
Jika Anda berencana menggunakan batu candi sebagai elemen eksterior bangunan, sebaiknya diberi lapisan coating. Meski memiliki tekstur yang kasar dan keras, batu alam sering kali diukir untuk dibentuk menjadi patung. Umumnya bentuk batu candi yang dijual di pasaran berupa lempengan dengan beragam ukuran dari 10 x 10 cm , 15 x 30 cm, sampai ukuran 40 x 40 cm.
Karena tampilannya yang alami dan memberikan kesan sejuk, menjadikan batu alam sering digunakan pada eksterior rumah. Biasanya batu ini digunakan pada pagar rumah, carport, dan lantai teras. Tapi, terkadang batu ini digunakan pula pada elemen interior untuk mempercantik ruangan supaya terkesan alami.
Penggunaan batu marmer pada bangunan dapat memberikan kesan mewah. Biasanya, desain rumah klasik memanfaatkan batu ini untuk mempermanis tampilan rumah. Sering kali batu marmer digunakan sebagai bahan pelapis lantai utama.
Corak yang dimiliki batu marmer cukup beragam. Batu ini mempunyai urat – urat halus dengan warna yang senada. Ukuran batu marmer cukup beragam mulai dari 10 x 10 cm, 10 x 20 cm, 15 x 30 cm, hingga 30 x 60 cm. Karena bentuknya yang lempengan ini, menjadikan ukuran batu marmer dapat dipotong sesuai dengan kebutuhan. Beberapa jenis batu marmer yang cukup populer diantaranya marmer ujung pandang, marmer putih, marmer jenis dark emperador.
Bbatu kali atau batu sabak umumnya berbentuk bongkahan. Karena strukturnya yang tersusun dari lapisan – lapisan menjadikan batu ini mudah di potong menjadi lempengan. Lempengan batu ini memiliki bentuk yang tidak beraturan sehingga untuk saat dilakukan pemasangan, dibutuhkan tukang yang sudah mahir supaya hasilnya terlihat artistik dan rapih.
Karakter batu sabak adalah memiliki warna yang gelap, seperti abu – abu tua, hijau tua, dan hitam. Batu sabak sangat keras dan memiliki banyak pori halus sehingga sangat cocok untuk dijadikan elemen eksterior rumah. Sering kali batu jenis ini dijadikan pelapis dinding dan lantai rumah. Batu sabak yang sangat populer diantaranya batu sabak hitam tasik, garut, dan pekalongan.
Baca juga: 5 Tips Desain Interior Rumah Minimalis Yang Mudah Dan Sederhana
Batu andesit adalah salah satu jenis batu alam yang paling keras. Batu jenis ini memiliki ketahanan yang lebih terhadap cuaca dan lumut karena pori – pori yang dimilikinya sangat rapat. Maka itu, Karena hal inilah, batu andesit sangat cocok digunakan digunakan baik di luar maupun di dalam ruangan.
Ciri yang dimiliki batu ini adalah warnanya yang agak gelap, seperti abu – abu polos, kecoklatan, dan kehijauan. Batu Andesit biasanya berbentuk lempengan dengan ketebalan 3 – 4 cm dengan ukuran 5 x 20 cm sampai 20 x 40 cm.
Hal menarik yang dimiliki batu ini adalah teknik penyusunannya yang cukup beragam, mulai dari alur maju mundur, susun sirih, siar bata, hingga alur lurus. Salah satu pola yang paling sering digunakan adalah pola siar bata saling menguatkan dan saling mengikat sebagai lapisan dinding. Batu ini kerap digunakan pada bangunan berkonsep modern minimalis karena warnanya yang monoktromatik dan bentuknya yang sederhana.
Batu yang memiliki warna putih kekuningan ini terkesan alami dan berparas cantik. Batu paras sangat mudah diukir dan dipahat sehingga acap kali digunakan sebagai bahan dekoratif pada bangunan, seperti hiasan dinding, hiasan taman, ventilasi/roster, serta relief/ukiran. Beberapa jenis batu paras yang sangat populer adalah batu paras Bali dan paras Jogja.
Tekstur yang dimiliki batu paras lebih halus dibandingkan batu candi. Warna batu ini cenderung terang, seperti kuning dan putih. Sayangnya, batu ini lebih mudah ditumbuhi lumut dan lembab karena pori – pori yang dimilikinya besar. Maka itu, jika Anda berencana menggunakannya batu ini pada bagian eksterior rumah, sebaiknya batu diberi lapisan coating setelah terpasang dilakukan pemasangan. Ukuran jenis batu paras ini yang beredar dipasaran adalah mulai dari ukuran 10 x 10 cm hingga 20 x 40 cm.
Seringkali masyarakat keliru ketika membedakan batu palimanan dengan jenis batu paras. Perbedaan kedua jenis batu ini sebenarnya bisa dilihat dari teksturnya. Batu palimanan mempunyai warna dasar krem dan putih kekuningan dengan corak warna coklat. Batu ini biasanya digunakan pada permukaan dinding, pagar, atau sebagai elemen taman dan pagar.
Komponen dasar dari batu palimanan adalah kalsit (kapur). Karakter yang dimiliki batu ini adalah lunak dan berpori sehingga mudah menyerap air dan ditumbuhi lumput. Batu palimanan tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari 10 x 10 cm, 10 x 20 cm, 15 x 30 cm, sampai 40 x 40 cm.
Sering kali batu templek tertukar dengan dengan batu sabak karena warna dan bentuknya yang serupa. Berbeda dengan batu sabak, batu jenis ini diperoleh dari bukit dan pegunungan. Salah satu alasan kenapa batu ini disebut templek bentuknya berupa lempengan. Warna batu ini cukup bervariasit, tergantung asal daerahnya dari mana. Misalnya batu templek asal Kebumen memiliki warna coklat muda mirip warna tanah, sedangkan batu templek asal Banten dan Garut berwarna hitam kekuningan seperti tembaga.
Batu tTemplek umumnya disusun secara acak. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, saat ini ada juga pola penyusunan susun sirih. Ukuran batu ini yang tersedia di pasaran serupa dengan keramik, yaitu 10 x 10 cm sampai 40 x 40 cm. Batu templek cocok digunakan sebagai pelapis dinding dan lantai, baik untuk bagian dalam atau pun luar ruangan.
Batu ini mungkin salah satu jenis batu yang paling dikenal luas oleh masyarakat. Bentuknya yang bulat lonjong ini sering digunakan sebagai hiasan taman. Disamping itu, batu koral sikat juga sering diaplikasikan pada teras, kolam, dan lantai carport. Batu jenis ini cukup populer karena tersedia dalam berbagai warna dan corak serta bentuknya yang unik. Harganya pun cukup terjangkau sehingga bisa digunakan oleh berbagai kalangan.
Baca juga: 5 Cara Dekorasi Rumah Minimalis Yang Mudah Dan Praktis
(Diedit oleh Nizar Tegar)