MasyaAllah… Terima kasih atas tambahannya 🙏😁
Al-Qur’an mengklasifikasikan tetangga menjadi dua macam; tetangga dekat (al-jar dzi al-qurba) dan tetangga jauh (al-jar al-junubiy). Klasifikasi ini disebutkan di dalam surat An Nisa; 36. Allah SWT. berfirman:
Menurut Imam Qurthubiy, yang dimaksud dengan “al-jar dzi al-qurba” adalah tetanngga dekat (“al-qarib). sedangkan al-jar al-junubiy adalah tetangga jauh (asing) (al-gharib da al-bu’ud (jauh)). Makna semacam ini adalah makna literal dan pendapat yang dipegang oleh Ibnu ‘Abbas (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, An Nisa: 36).
Al-A’masy dan al-Mufadlal membaca ayat di atas dengan al-jar al-janbiy (dengan jim di fathah dan nun disukun). Secara bahasa, dua bacaan itu bisa dibenarkan (junub dan janb). Dikatakan oleh orang Arab, “junub, janb, ajnab, ajnabiy, yakni ketika diantara kedua orang itu tidak ada hubungan kekerabatan. Bentuk jamaknya ajaanib. Dikatakan pula bahwa frasa itu, ada “mudlaf” yang dihilangkan, yakni “dziy”, (bila ditulis secara sempurna) frasa itu berbunyi “al-jar dzi al-junubiy” (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, Al-Nisa :36).
Imam Syaukani dalam Fath al-Qadir menyatakan, bahwa sebagian ulama menafsirkan tetangga dekat; tetangga yang memiliki kedekatan dari sisi nasab sedangkan tetangga jauh adalah kebalikannya, yakni tetangga yang tidak memiliki hubungan nasab (Imam Syaukani, Fath al-Qadir, lihat juga Imam Nasafy, Tafsir Nasafy, Surat Al-Nisa; 36)
Menurut Ali bin Abi Thalhah dari sahabat Ibnu ‘Abbas, yang dimaksud dengan tetangga dekat adalah tetangga yang diantara Anda dan dirinya terdapat hubungan kekerabatan dan kedekatan (qurabah). Sedangkan tetangga jauh yaitu tetangga yang tidak ada hubungan kekerabatan dan kedekatan. Pendapat semacam ini juga dipegang oleh Ikrimah, Mujahid, Maimun bin Mahraan, dan al-Dlahak, menurut Zaid bin Aslam, Muqatil bin Hayan, dan Qatadah. (Lihat Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, surat Al-Nisa:36)
Menurut Abu Ishaq dari Nauf al-Bakaaliy, yang dimaksud dengan tetangga dekat adalah Muslim, sedangkan tetangga jauha dalah Yahudi dan Nashrani. Dengan kata lain, tetangga dekat kita adalah Muslim sedangkan tetangga jauh adalah tetangga yang beragama Yahudi dan Nashrani (Lihat Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, surat al-Nisa’: 36). Pendapat semacam ini juga dipegang oleh Nauf al-Syamiy. Beliau berkata, “yang dimaksud dengan tetangga dekat adlah Muslim; sedangkan tetangga jauh adalah Yahudi dan Nashraniy, “ (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, surat al-Nisa’: 36)
Ulama – ulama lain mengaitkan kata “jauh dan dekat” dengan jarak, bukan dengan sifat – sifat tertentu.
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Aisyah, bahwa ‘Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah:
Sekelompok ‘ulama menganggap hadits ini sebagai tafsir atas firman Allah SWT., surat Al-Nisa’: 36. Menurut mereka, yang dimaksud dengan tetangga dekat adalah tetangga yang jarak rumahnya paling dekat. Sedangkan tetangga jauh adalah tetangga yang jarak rumahnya paling jauh. Akan tetapi, para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan jaraknya.
Baca juga: Penting Banget! Pilihlah Tetangga Yang Baik Sebelum Membeli Rumah
Menurut Al-Auza’iy tetangga dekat adalah tetangga yang jarak rumahnya kira – kira 40 rumah, dari arah depan, belakang, sisi kanan dan sisi kiri. Diriwayatkan dalam riwayat, ada seorang laki – laki mendatangi Rasulullah SAW., dan berkata:
“Saya adalah laki – laki yang tinggal di sebuah kampung. Sedangkan tetanggaku yang paling dekat sering menyakitiku. “Rasulullah SAW. segera mengutus Abu Bakar, Umar dan ‘Ali untuk bersuara lantang di depan pintu – pintu masjid: “Perhatikan, jarak 40 rumah adalah tetangga, dan tidak akan masuk surga siapa saja yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, surat al-Nisa’:36)
Ali bin Abi Tahlib berkata, “ Siapa saja yang mendengar panggilan adalah tetangga.” Beberapa ulama berpendapat, bahwa siapa saja yang mendengar iqamah, maka ia adlaah tetangga masjid tersebut. Sebagian lagi menyatakan, bahwa siapa saja yang tinggal sekampung atau sekota, maka ia adalah tetangga. (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, Surat an Nisaa’[4]: 36).
Tetangga yang paling jauh, sebagaimana pendapat al-Zuhri adalah tetangga yang jaraknya lebih dari 40 rumah (Ibnu al-’Arabiy. Ahkam al-Qur’an, Juz 1, hal.547). Imam Bukhari menuturkan sebuah atsar dari Walid bin Dinar dari Hasan:
Tetangga dekat harus diutamakan dalam hal pemberian daripada tetangga yang jauh. Ketetapan ini didasarkan pada sebuah riwayat yang dituturkan oleh ‘Aisyah, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah:
Baca juga: Fiqih Bertetangga : Hak – Hak Tetangga
Daftar Pustaka
Syamsuddin Ramadlan an-Nawiy, Fathiy (2018). Fiqih Bertetangga. Bogor: Al Azhar Fresh Zone Publishing.
Tetangga dekat adalah tetangga seiman atau seakidah atau sesama muslim. Krn bila 1 kampung atau 1 komplek 70 rumah kiri kanan belakang dan depan smntara rumah yg ke 60 smpai 70 sering berjumpa bersosialisasi berjamaah bersama di mesjid maka tdk sinkron dgn jumlah 40 rumah. Dan ad kasus bhw ada tetangga sesama muslim depan2an rmh atau radius 4 rumah persegi namun hak sesama muslim tdk di dapat . Yg paling murah dan mudah yaitu tidak mau saling salam dan bertegur sapa dan tdk pula berjamaah di mesjid maupun mushola.. jd tetangga dekat cendrung pengertian ny yaitu tetangga seakidah seiman sesama muslim dalam 1 kampung /1 komplek / 1 lingkungan..maka hak2 tetangga itu adalah ukhuwah islamiah, saling menjaga,melindungi,tolong menolong,akrab,kerukunan bertetangga.. dan tetangga jauh itu ya udh tentu non muslim.. begitu yg bisa sy serap makna nya.. soal prioritas.. krn klo yg paling dekat pintu ya kenyataan ny tetangga sesama muslim pintu berdekatan malah tdk ada keakraban. Malah lebih milih akrab dgn tetangga non muslim. Di bilang gk ngerti agama tp ikut pengajian. Prioritaskan dlu mikir ukhuwah islamiah. Tp utk yg itu aja tdk ad mau mikir. Maka kenyataan ny dia lebih mengakarabkan dan bertegur sapa dgn non muslim. Smntara kpd muslim tetangga ny utk lihat rumah kita aja dia ogah dan gk perduli.. pakaian ny udh benar bahkan syar’i.. tp ya bgitu lah tetangga seakidah dia tdk mendapat hak sbg sesama muslim yg dimana harus ny di prioritas kan oleh dia. Padahal saat ad keluarga ny berduka / meninggal ya laki2 muslim yg sibuk2 dr masang tratak ,masang bendera merah dna duduk disitu kira2 apa yg bisa di bantu dr rasa merasa sedih dan membantu dia saat berduka ya tetangga seakidah yg dia cuekin itu jg.. kaum pria muslim lah yg dpt melaksanan itu bila ada tetangga kemalangan..bkn ibu2 muslim.. jd ny bnyak yg munafik dlm hal bertetangga sbgaimana islam mengajarkan.. krn inti ny kt harus lah menjadi umat yg lakukan kebajikan2 baik bagi tetangga muslim maupun non muslim. Namun dlm tingakatan hak . Maka tetangga dekat itu maksud ny adalah dlm hal prioritas.. maka bgaimana dia ngerti agama tp dia sendiri lebih akrab dgn non muslim (bahkan bercurhat dgn non muslim apakah soal keluarga ny dll) dari pd dia akrab dgn tetangga sesama muslim. Gak mau di lihat ny tetangga ny sering jamaah di mesjid. Smntara dlm islam kita di tuntun memilih teman yaitu teman yg baik agama ,ahlak dan budi pekerti nya. Baik agama ny itu gmn ? Lihat lah apakah dia sholat. Klo wanita mgkin sholat d rmh. Tp laki2 kan lebih baik sholat di mesjid. Dia tau dia lihat walau pura2 tdk lihat atau tdk mau tau bhw tetangga ny yg muslim ada yg sering berjamaah di mesjid. Itu pun tdk mau dia bertegur sapa dan tdk perduli. Padahal ada makna di situ yaitu dia bisa nasehati keluarga ny yg laki2 agar memahami bhw sholat itu kewajiban bagi umat islam apa lg laki2 yg sedikit halangan ny. Bagi laki2 alangkah baik ny atau lebih utama sholat berjamaah di mesjid. Contoh tetangga ny yg di lihat ny sering keluar rumah utk menuju ke mesjid/mushola bila adzan memanggil… jd knp berat x dia memahami prioritas itu.. hak tetangga ny yg seiman dgn diriny tdk di dpt. Malah menunjuk kan bgitu lemah ny ukhuwah islamiah umat islam pd jaman now saat ini. Tdk akrab satu sm lain. Dan lebih memilih lebih mau akrab dgn non muslim.. smntara 2 hak tetangga yg muslim tdk di dpt..
MasyaAllah… Terima kasih atas tambahannya 🙏😁
Al-Qur’an mengklasifikasikan tetangga menjadi dua macam; tetangga dekat (al-jar dzi al-qurba) dan tetangga jauh (al-jar al-junubiy). Klasifikasi ini disebutkan di dalam surat An Nisa; 36. Allah SWT. berfirman:
Menurut Imam Qurthubiy, yang dimaksud dengan “al-jar dzi al-qurba” adalah tetanngga dekat (“al-qarib). sedangkan al-jar al-junubiy adalah tetangga jauh (asing) (al-gharib da al-bu’ud (jauh)). Makna semacam ini adalah makna literal dan pendapat yang dipegang oleh Ibnu ‘Abbas (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, An Nisa: 36).
Al-A’masy dan al-Mufadlal membaca ayat di atas dengan al-jar al-janbiy (dengan jim di fathah dan nun disukun). Secara bahasa, dua bacaan itu bisa dibenarkan (junub dan janb). Dikatakan oleh orang Arab, “junub, janb, ajnab, ajnabiy, yakni ketika diantara kedua orang itu tidak ada hubungan kekerabatan. Bentuk jamaknya ajaanib. Dikatakan pula bahwa frasa itu, ada “mudlaf” yang dihilangkan, yakni “dziy”, (bila ditulis secara sempurna) frasa itu berbunyi “al-jar dzi al-junubiy” (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, Al-Nisa :36).
Imam Syaukani dalam Fath al-Qadir menyatakan, bahwa sebagian ulama menafsirkan tetangga dekat; tetangga yang memiliki kedekatan dari sisi nasab sedangkan tetangga jauh adalah kebalikannya, yakni tetangga yang tidak memiliki hubungan nasab (Imam Syaukani, Fath al-Qadir, lihat juga Imam Nasafy, Tafsir Nasafy, Surat Al-Nisa; 36)
Menurut Ali bin Abi Thalhah dari sahabat Ibnu ‘Abbas, yang dimaksud dengan tetangga dekat adalah tetangga yang diantara Anda dan dirinya terdapat hubungan kekerabatan dan kedekatan (qurabah). Sedangkan tetangga jauh yaitu tetangga yang tidak ada hubungan kekerabatan dan kedekatan. Pendapat semacam ini juga dipegang oleh Ikrimah, Mujahid, Maimun bin Mahraan, dan al-Dlahak, menurut Zaid bin Aslam, Muqatil bin Hayan, dan Qatadah. (Lihat Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, surat Al-Nisa:36)
Menurut Abu Ishaq dari Nauf al-Bakaaliy, yang dimaksud dengan tetangga dekat adalah Muslim, sedangkan tetangga jauha dalah Yahudi dan Nashrani. Dengan kata lain, tetangga dekat kita adalah Muslim sedangkan tetangga jauh adalah tetangga yang beragama Yahudi dan Nashrani (Lihat Imam Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, surat al-Nisa’: 36). Pendapat semacam ini juga dipegang oleh Nauf al-Syamiy. Beliau berkata, “yang dimaksud dengan tetangga dekat adlah Muslim; sedangkan tetangga jauh adalah Yahudi dan Nashraniy, “ (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, surat al-Nisa’: 36)
Ulama – ulama lain mengaitkan kata “jauh dan dekat” dengan jarak, bukan dengan sifat – sifat tertentu.
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Aisyah, bahwa ‘Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah:
Sekelompok ‘ulama menganggap hadits ini sebagai tafsir atas firman Allah SWT., surat Al-Nisa’: 36. Menurut mereka, yang dimaksud dengan tetangga dekat adalah tetangga yang jarak rumahnya paling dekat. Sedangkan tetangga jauh adalah tetangga yang jarak rumahnya paling jauh. Akan tetapi, para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan jaraknya.
Baca juga: Penting Banget! Pilihlah Tetangga Yang Baik Sebelum Membeli Rumah
Menurut Al-Auza’iy tetangga dekat adalah tetangga yang jarak rumahnya kira – kira 40 rumah, dari arah depan, belakang, sisi kanan dan sisi kiri. Diriwayatkan dalam riwayat, ada seorang laki – laki mendatangi Rasulullah SAW., dan berkata:
“Saya adalah laki – laki yang tinggal di sebuah kampung. Sedangkan tetanggaku yang paling dekat sering menyakitiku. “Rasulullah SAW. segera mengutus Abu Bakar, Umar dan ‘Ali untuk bersuara lantang di depan pintu – pintu masjid: “Perhatikan, jarak 40 rumah adalah tetangga, dan tidak akan masuk surga siapa saja yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, surat al-Nisa’:36)
Ali bin Abi Tahlib berkata, “ Siapa saja yang mendengar panggilan adalah tetangga.” Beberapa ulama berpendapat, bahwa siapa saja yang mendengar iqamah, maka ia adlaah tetangga masjid tersebut. Sebagian lagi menyatakan, bahwa siapa saja yang tinggal sekampung atau sekota, maka ia adalah tetangga. (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, Surat an Nisaa’[4]: 36).
Tetangga yang paling jauh, sebagaimana pendapat al-Zuhri adalah tetangga yang jaraknya lebih dari 40 rumah (Ibnu al-’Arabiy. Ahkam al-Qur’an, Juz 1, hal.547). Imam Bukhari menuturkan sebuah atsar dari Walid bin Dinar dari Hasan:
Tetangga dekat harus diutamakan dalam hal pemberian daripada tetangga yang jauh. Ketetapan ini didasarkan pada sebuah riwayat yang dituturkan oleh ‘Aisyah, bahwa ia bertanya kepada Rasulullah:
Baca juga: Fiqih Bertetangga : Hak – Hak Tetangga
Daftar Pustaka
Syamsuddin Ramadlan an-Nawiy, Fathiy (2018). Fiqih Bertetangga. Bogor: Al Azhar Fresh Zone Publishing.
Tetangga dekat adalah tetangga seiman atau seakidah atau sesama muslim. Krn bila 1 kampung atau 1 komplek 70 rumah kiri kanan belakang dan depan smntara rumah yg ke 60 smpai 70 sering berjumpa bersosialisasi berjamaah bersama di mesjid maka tdk sinkron dgn jumlah 40 rumah. Dan ad kasus bhw ada tetangga sesama muslim depan2an rmh atau radius 4 rumah persegi namun hak sesama muslim tdk di dapat . Yg paling murah dan mudah yaitu tidak mau saling salam dan bertegur sapa dan tdk pula berjamaah di mesjid maupun mushola.. jd tetangga dekat cendrung pengertian ny yaitu tetangga seakidah seiman sesama muslim dalam 1 kampung /1 komplek / 1 lingkungan..maka hak2 tetangga itu adalah ukhuwah islamiah, saling menjaga,melindungi,tolong menolong,akrab,kerukunan bertetangga.. dan tetangga jauh itu ya udh tentu non muslim.. begitu yg bisa sy serap makna nya.. soal prioritas.. krn klo yg paling dekat pintu ya kenyataan ny tetangga sesama muslim pintu berdekatan malah tdk ada keakraban. Malah lebih milih akrab dgn tetangga non muslim. Di bilang gk ngerti agama tp ikut pengajian. Prioritaskan dlu mikir ukhuwah islamiah. Tp utk yg itu aja tdk ad mau mikir. Maka kenyataan ny dia lebih mengakarabkan dan bertegur sapa dgn non muslim. Smntara kpd muslim tetangga ny utk lihat rumah kita aja dia ogah dan gk perduli.. pakaian ny udh benar bahkan syar’i.. tp ya bgitu lah tetangga seakidah dia tdk mendapat hak sbg sesama muslim yg dimana harus ny di prioritas kan oleh dia. Padahal saat ad keluarga ny berduka / meninggal ya laki2 muslim yg sibuk2 dr masang tratak ,masang bendera merah dna duduk disitu kira2 apa yg bisa di bantu dr rasa merasa sedih dan membantu dia saat berduka ya tetangga seakidah yg dia cuekin itu jg.. kaum pria muslim lah yg dpt melaksanan itu bila ada tetangga kemalangan..bkn ibu2 muslim.. jd ny bnyak yg munafik dlm hal bertetangga sbgaimana islam mengajarkan.. krn inti ny kt harus lah menjadi umat yg lakukan kebajikan2 baik bagi tetangga muslim maupun non muslim. Namun dlm tingakatan hak . Maka tetangga dekat itu maksud ny adalah dlm hal prioritas.. maka bgaimana dia ngerti agama tp dia sendiri lebih akrab dgn non muslim (bahkan bercurhat dgn non muslim apakah soal keluarga ny dll) dari pd dia akrab dgn tetangga sesama muslim. Gak mau di lihat ny tetangga ny sering jamaah di mesjid. Smntara dlm islam kita di tuntun memilih teman yaitu teman yg baik agama ,ahlak dan budi pekerti nya. Baik agama ny itu gmn ? Lihat lah apakah dia sholat. Klo wanita mgkin sholat d rmh. Tp laki2 kan lebih baik sholat di mesjid. Dia tau dia lihat walau pura2 tdk lihat atau tdk mau tau bhw tetangga ny yg muslim ada yg sering berjamaah di mesjid. Itu pun tdk mau dia bertegur sapa dan tdk perduli. Padahal ada makna di situ yaitu dia bisa nasehati keluarga ny yg laki2 agar memahami bhw sholat itu kewajiban bagi umat islam apa lg laki2 yg sedikit halangan ny. Bagi laki2 alangkah baik ny atau lebih utama sholat berjamaah di mesjid. Contoh tetangga ny yg di lihat ny sering keluar rumah utk menuju ke mesjid/mushola bila adzan memanggil… jd knp berat x dia memahami prioritas itu.. hak tetangga ny yg seiman dgn diriny tdk di dpt. Malah menunjuk kan bgitu lemah ny ukhuwah islamiah umat islam pd jaman now saat ini. Tdk akrab satu sm lain. Dan lebih memilih lebih mau akrab dgn non muslim.. smntara 2 hak tetangga yg muslim tdk di dpt..
MasyaAllah… Terima kasih atas tambahannya 🙏😁
Tetangga dekat adalah tetangga seiman atau seakidah atau sesama muslim. Krn bila 1 kampung atau 1 komplek 70 rumah kiri kanan belakang dan depan smntara rumah yg ke 60 smpai 70 sering berjumpa bersosialisasi berjamaah bersama di mesjid maka tdk sinkron dgn jumlah 40 rumah. Dan ad kasus bhw ada tetangga sesama muslim depan2an rmh atau radius 4 rumah persegi namun hak sesama muslim tdk di dapat . Yg paling murah dan mudah yaitu tidak mau saling salam dan bertegur sapa dan tdk pula berjamaah di mesjid maupun mushola.. jd tetangga dekat cendrung pengertian ny yaitu tetangga seakidah seiman sesama muslim dalam 1 kampung /1 komplek / 1 lingkungan..maka hak2 tetangga itu adalah ukhuwah islamiah, saling menjaga,melindungi,tolong menolong,akrab,kerukunan bertetangga.. dan tetangga jauh itu ya udh tentu non muslim.. begitu yg bisa sy serap makna nya.. soal prioritas.. krn klo yg paling dekat pintu ya kenyataan ny tetangga sesama muslim pintu berdekatan malah tdk ada keakraban. Malah lebih milih akrab dgn tetangga non muslim. Di bilang gk ngerti agama tp ikut pengajian. Prioritaskan dlu mikir ukhuwah islamiah. Tp utk yg itu aja tdk ad mau mikir. Maka kenyataan ny dia lebih mengakarabkan dan bertegur sapa dgn non muslim. Smntara kpd muslim tetangga ny utk lihat rumah kita aja dia ogah dan gk perduli.. pakaian ny udh benar bahkan syar’i.. tp ya bgitu lah tetangga seakidah dia tdk mendapat hak sbg sesama muslim yg dimana harus ny di prioritas kan oleh dia. Padahal saat ad keluarga ny berduka / meninggal ya laki2 muslim yg sibuk2 dr masang tratak ,masang bendera merah dna duduk disitu kira2 apa yg bisa di bantu dr rasa merasa sedih dan membantu dia saat berduka ya tetangga seakidah yg dia cuekin itu jg.. kaum pria muslim lah yg dpt melaksanan itu bila ada tetangga kemalangan..bkn ibu2 muslim.. jd ny bnyak yg munafik dlm hal bertetangga sbgaimana islam mengajarkan.. krn inti ny kt harus lah menjadi umat yg lakukan kebajikan2 baik bagi tetangga muslim maupun non muslim. Namun dlm tingakatan hak . Maka tetangga dekat itu maksud ny adalah dlm hal prioritas.. maka bgaimana dia ngerti agama tp dia sendiri lebih akrab dgn non muslim (bahkan bercurhat dgn non muslim apakah soal keluarga ny dll) dari pd dia akrab dgn tetangga sesama muslim. Gak mau di lihat ny tetangga ny sering jamaah di mesjid. Smntara dlm islam kita di tuntun memilih teman yaitu teman yg baik agama ,ahlak dan budi pekerti nya. Baik agama ny itu gmn ? Lihat lah apakah dia sholat. Klo wanita mgkin sholat d rmh. Tp laki2 kan lebih baik sholat di mesjid. Dia tau dia lihat walau pura2 tdk lihat atau tdk mau tau bhw tetangga ny yg muslim ada yg sering berjamaah di mesjid. Itu pun tdk mau dia bertegur sapa dan tdk perduli. Padahal ada makna di situ yaitu dia bisa nasehati keluarga ny yg laki2 agar memahami bhw sholat itu kewajiban bagi umat islam apa lg laki2 yg sedikit halangan ny. Bagi laki2 alangkah baik ny atau lebih utama sholat berjamaah di mesjid. Contoh tetangga ny yg di lihat ny sering keluar rumah utk menuju ke mesjid/mushola bila adzan memanggil… jd knp berat x dia memahami prioritas itu.. hak tetangga ny yg seiman dgn diriny tdk di dpt. Malah menunjuk kan bgitu lemah ny ukhuwah islamiah umat islam pd jaman now saat ini. Tdk akrab satu sm lain. Dan lebih memilih lebih mau akrab dgn non muslim.. smntara 2 hak tetangga yg muslim tdk di dpt..
MasyaAllah… Terima kasih atas tambahannya 🙏😁