logo Sharia Green Land panjang 2
Januari 11, 2020

Apa Itu Ghibah? Kenali Pengertian dan Hukumnya

Bagi sebagian orang, ghibah dalam kehidupan bertetangga merupakan sesuatu hal yang lumrah. Tanpa sadar, di tengah berkumpulnya orang – orang di mushalla atau masjid untuk pertemuan atau pengajian beberapa orang mengghibah orang lain dalam pembicaraannya.

Ketika ada hajat di rumah salah satu tetangga, ghibah pun hadir di tengah – tengah mereka. Hampir – hampir, seseorang tidak bisa menghindar dari apa yang disebut dengan ghibah. Padahal ghibah termasuk perbuatan yang diharamkan dalam Islam.  Adakah cara untuk menghindarkan diri dari ghibah?

Hukum Ghibah

Islam melarang kaum Muslim melakukan ghibah terhadap saudaranya yang lain, kecuali dalam beberapa hal. Al-Qur’an telah mencela ghibah dan juga melarang mendengarkan ghibah. Allah SWT. berfirman:

hadits tentang Ghibah

Tatkala menafsirkan ayat ini, Imam Qurthubiy menyatakan, “Allah SWT. melarang ghibah, yakni menceritakan sesuatu hal yang ada pada diri seseorang. Sedangkan, jika seseorang menceritakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada pada diri seseorang, maka ia sedang berdusta.

Sedangkan definisi ghibah telah dijelaskan dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah.

hadits tentang ghibah

Pengertian Ghibah

Al-Hasan menyatakan, “ghibah itu ada tiga sisi. Semuanya telah disebutkan di dalam Kitabullah; yakni al-ghibah (menggunjing), al-ifki (ngerumpi), dan al-buhtan (berdusta). Ghibah adalah Anda menceritakan sesuatu yang memang ada pada saudaranya.

Sedangkan al-ifki (gosip) adalah Anda menceritakan sesuatu berita tentang saudara Anda, dimana saudara Anda itu tidak pernah menyampaikan berita tersebut kepada Anda (secara langsung). Sedangkan al-buhtan adalah Anda menceritakan sesuatu yang tidak ada pada saudaranya.” (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, surat al-Hujurat:12).

Al-Hafidz al-Suyuthi, dalam Tafsir Jalalain menjelaskan, “Janganlah Anda menceritakan sesuatu yang dibenci oleh saudaranya, meskipun sesuatu itu ada pada dirinya.” (Al-Hafidz al-Suyuthi, Tafsir Jalalin).

Allah SWT mengupamakan orang yang suka menggunjing seperti orang yang memakan bangkai saudaranya yang telah mati. Ini merupakan tamsil yang sangat menjijikan dan mengerikan bagi siapa saja yang mau merenungkan dan memikirkannya.

Seandainya, Anda menyaksikan seseorang memangsa bangkai saudaranya yang telah mati, tentu saja Anda kan merasa jijik dan ngeri atas perbuatan orang tersebut. Oleh karena itu, kita harus merasa jijik dan ngeri terhadap pergunjingan, sama jijiknya dengan memakan bangkai saudara Muslim yang telah mati.

Baca juga: 5 Cara Menghindari Ghibah Ala Rasulullah

Perbuatan Tercela

Allah SWT. telah menunjukan kepada kaum Muslim, melalui perantara RasulNya, betapa tercela dan menjijikannya pergunjingan.

‘Ubaid ra, bekas budak Nabi SAW. yang telah dimerdekakan menuturkan, bahwa seseorang datang dan mengabarkan kepada Nabi SAW. tentang dua orang wanita yang berpuasa dan sekarat karena kehausan. Nabi SAW. berpaling tanpa berbicara dan menolak mengijinkan wanita – wanita itu berbuka. Lalu, orang tersebut memohon kembali dengan menggambarkan wanita-wanita itu telah hampir mati.

Nabi SAW. berkata, “Bawa mereka kepadaku dan bawa pula sebuah mangkuk.” Ketika mereka telah menghadap, Beliau menghadap ke salah seorang wanita itu dan memerintahkannya untuk muntah ke dalam mangkuk. Ia melaksanakannya dan mengeluarkan campuran darah, nanah, muntah dan daging busuk yang memenuhi setengah mangkuk. Beliau segera berpaling kepada yang lain dan memerintahkan hal yang sama. Setelah mangkuk tersebut penuh, Belaiu bersabda, “Sesungguhnya kedua orang ini telah berpuasa menahan diri dari apa yang dihalalkan Allah, dan membatalkan puasa mereka dengan apa yang diharamkan Allah. Mereka menghabiskan waktu puasanya dengan memakan daging bangkai orang lain.” (HR. Imam Ahmad).

Jika riwayat ini direnungkan secara mendalam, kita bisa merasakan betapa menjijikannya ghibah itu. Tak seorang pun mau memakan daging, nanah, serta darah dari bangkai saudaranya. Sebab, perbuatan semacam ini hanya dilakukan oleh orang yang tidak waras, dan berbudi pekerti rendah.

Anehnya, banyak orang yang suka mengghibah, bahkan dijadikan profesi untuk mendapatkan harta. Betapa banyak media massa yang menayangkan acara – acara yang penuh dengan pergunjingan, gosip, dan kebohongan. Acara ini dikemas sedemikian rupa hingga diminati banyak orang. Padahal, acara – acara itu telah menjatuhkan siapa saja, pengelola acaranya, maupun yang menyakasikannya ke dalam lembah dosa.

Baca juga: Inilah 4 Akibat Ghibah Bagi Kehidupan Bertetangga

Ghibah adalah Penyakit Sosial

Dalam kehidupan bertetangga, ghibah telah berubah menjadi penyakit sosial. Seorang Muslim mesti berhati – hati, dan harus bertindak tegas terhadap pembicaraan – pembicaraan yang menjurus pada ghibah. Ia harus mengingatkan saudaranya yang tengah asyik mengghibah.

Jika ia tidak mampu mengubahnya, ia harus meninggalkan mereka. Jikalau ia tetap berada dalam forum itu, dan tidak berusaha untuk mengubah atau mengalihkannya pada pembicaraan lain, maka ia tak ubahnya dengan orang yang mengghibah tersebut. Dalam al-Qur’an, Allah SWT. berfirman:

Jika kamu melihat orang – orang yang mengolok – olok ayat – ayat Kami, maka berpalinglah kamu dari mereka, hingga mereka mengalihkan kepada pembicaraan yang lain. Dan jika kalian dilupakan setan (sehingga kamu duduk di forum itu), maka setelah kamu ingat, janganlah kalian duduk bersama – sama orang yang dzalim itu (QS. Al-Ana’Am : 68).

Ayat ini diperkuat juga dengan firman Allah SWT. dalam surat An-Nisa :140:

Dan Sesungguhnya Ia telah menurunkan atas kamu, di dalam al-Kitab ini, “Bahwa apabila kamu mendengar ayat – ayat Allah tidak dipercayai, dan diperolok – olok, maka janganlah kamu duduk beserta mereka, hingga mereka masuk kepada pembicaraan lain; sebab, [jika kalian melakukan seperti itu] maka kamu seperti mereka (QS. An-Nisa (4): 140).

apa itu ghibah

Imam Al-Thabariy, Tafsir Thabariy

Dalam menafsirkan surat al-Nisa :140, Ali al-Shabuniy berkata, “telah diturunkan kepada kalian, suatu perintah yang sangat jelas bagi orang – orang yang nyata – nyata beriman. Perintah itu adalah; jika kalian mendengar Al-Qur’an diingkari dan diolok – olok oleh orang – orang kafir dan para pengolok.

Maka janganlah kalian duduk bersama orang – orang yang mempermainkan ayat – ayat Allah itu. Sampai mereka mengalihkan pada pembicaraan lain dan tidak lagi mengolok – olok Al-Qur’an. Namun, jika kalian tetap duduk bersama mereka, maka kalian tidak ubahnya dengan mereka dalam hal kekufuran.” (Ali al-Shabuniy, Shafwat al-Tafasir, Juz I, hal.312).

Jika tetangga atau kawan dekat menggunjing orang lain, kita harus segera mengingatkannya, dan berusaha mengalihkannya pada pembicaraan lain. Jika upaya – upaya ini tidak berhasil, kita harus meninggalkan mereka.

Tindakan ini dilakukan agar kita terhindar dari ghibah,s ekaligus menyadarkan orang – orang yang suka menghibah, bahwa Anda tidak setuju dengan obrolan – obrolan mereka.

Baca juga: Meskipun Terasa Asyik, Ghibah Itu Ternyata Bisa Jadi Musibah Buat Kita Loh!

Article written by Hasannudin
LOGO resmi SHARIA GREEN LAND
Sharia Green Land merupakan Developer Properti yang telah berdiri sejak 12 Februari 2015. Memiliki visi besar untuk membangun kawasan islami bagi masyarakat muslim. Tidak hanya menyediakan hunian untuk tempat tinggal. Namun juga kawasan islami diharapkan mampu memberikan ketenangan hati. Karena rumah lebih dari sekedar tempat tinggal.
Kenali Lebih Jauh

Tulisan Serupa

Mau mendapatkan informasi mengenai tulisan terupdate?

Silahkan isi form di bawah
Januari 11, 2020

Apa Itu Ghibah? Kenali Pengertian dan Hukumnya

Bagi sebagian orang, ghibah dalam kehidupan bertetangga merupakan sesuatu hal yang lumrah. Tanpa sadar, di tengah berkumpulnya orang – orang di mushalla atau masjid untuk pertemuan atau pengajian beberapa orang mengghibah orang lain dalam pembicaraannya.

Ketika ada hajat di rumah salah satu tetangga, ghibah pun hadir di tengah – tengah mereka. Hampir – hampir, seseorang tidak bisa menghindar dari apa yang disebut dengan ghibah. Padahal ghibah termasuk perbuatan yang diharamkan dalam Islam.  Adakah cara untuk menghindarkan diri dari ghibah?

Hukum Ghibah

Islam melarang kaum Muslim melakukan ghibah terhadap saudaranya yang lain, kecuali dalam beberapa hal. Al-Qur’an telah mencela ghibah dan juga melarang mendengarkan ghibah. Allah SWT. berfirman:

hadits tentang Ghibah

Tatkala menafsirkan ayat ini, Imam Qurthubiy menyatakan, “Allah SWT. melarang ghibah, yakni menceritakan sesuatu hal yang ada pada diri seseorang. Sedangkan, jika seseorang menceritakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada pada diri seseorang, maka ia sedang berdusta.

Sedangkan definisi ghibah telah dijelaskan dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah.

hadits tentang ghibah

Pengertian Ghibah

Al-Hasan menyatakan, “ghibah itu ada tiga sisi. Semuanya telah disebutkan di dalam Kitabullah; yakni al-ghibah (menggunjing), al-ifki (ngerumpi), dan al-buhtan (berdusta). Ghibah adalah Anda menceritakan sesuatu yang memang ada pada saudaranya.

Sedangkan al-ifki (gosip) adalah Anda menceritakan sesuatu berita tentang saudara Anda, dimana saudara Anda itu tidak pernah menyampaikan berita tersebut kepada Anda (secara langsung). Sedangkan al-buhtan adalah Anda menceritakan sesuatu yang tidak ada pada saudaranya.” (Imam Qurthubiy, Tafsir Qurthubiy, surat al-Hujurat:12).

Al-Hafidz al-Suyuthi, dalam Tafsir Jalalain menjelaskan, “Janganlah Anda menceritakan sesuatu yang dibenci oleh saudaranya, meskipun sesuatu itu ada pada dirinya.” (Al-Hafidz al-Suyuthi, Tafsir Jalalin).

Allah SWT mengupamakan orang yang suka menggunjing seperti orang yang memakan bangkai saudaranya yang telah mati. Ini merupakan tamsil yang sangat menjijikan dan mengerikan bagi siapa saja yang mau merenungkan dan memikirkannya.

Seandainya, Anda menyaksikan seseorang memangsa bangkai saudaranya yang telah mati, tentu saja Anda kan merasa jijik dan ngeri atas perbuatan orang tersebut. Oleh karena itu, kita harus merasa jijik dan ngeri terhadap pergunjingan, sama jijiknya dengan memakan bangkai saudara Muslim yang telah mati.

Baca juga: 5 Cara Menghindari Ghibah Ala Rasulullah

Perbuatan Tercela

Allah SWT. telah menunjukan kepada kaum Muslim, melalui perantara RasulNya, betapa tercela dan menjijikannya pergunjingan.

‘Ubaid ra, bekas budak Nabi SAW. yang telah dimerdekakan menuturkan, bahwa seseorang datang dan mengabarkan kepada Nabi SAW. tentang dua orang wanita yang berpuasa dan sekarat karena kehausan. Nabi SAW. berpaling tanpa berbicara dan menolak mengijinkan wanita – wanita itu berbuka. Lalu, orang tersebut memohon kembali dengan menggambarkan wanita-wanita itu telah hampir mati.

Nabi SAW. berkata, “Bawa mereka kepadaku dan bawa pula sebuah mangkuk.” Ketika mereka telah menghadap, Beliau menghadap ke salah seorang wanita itu dan memerintahkannya untuk muntah ke dalam mangkuk. Ia melaksanakannya dan mengeluarkan campuran darah, nanah, muntah dan daging busuk yang memenuhi setengah mangkuk. Beliau segera berpaling kepada yang lain dan memerintahkan hal yang sama. Setelah mangkuk tersebut penuh, Belaiu bersabda, “Sesungguhnya kedua orang ini telah berpuasa menahan diri dari apa yang dihalalkan Allah, dan membatalkan puasa mereka dengan apa yang diharamkan Allah. Mereka menghabiskan waktu puasanya dengan memakan daging bangkai orang lain.” (HR. Imam Ahmad).

Jika riwayat ini direnungkan secara mendalam, kita bisa merasakan betapa menjijikannya ghibah itu. Tak seorang pun mau memakan daging, nanah, serta darah dari bangkai saudaranya. Sebab, perbuatan semacam ini hanya dilakukan oleh orang yang tidak waras, dan berbudi pekerti rendah.

Anehnya, banyak orang yang suka mengghibah, bahkan dijadikan profesi untuk mendapatkan harta. Betapa banyak media massa yang menayangkan acara – acara yang penuh dengan pergunjingan, gosip, dan kebohongan. Acara ini dikemas sedemikian rupa hingga diminati banyak orang. Padahal, acara – acara itu telah menjatuhkan siapa saja, pengelola acaranya, maupun yang menyakasikannya ke dalam lembah dosa.

Baca juga: Inilah 4 Akibat Ghibah Bagi Kehidupan Bertetangga

Ghibah adalah Penyakit Sosial

Dalam kehidupan bertetangga, ghibah telah berubah menjadi penyakit sosial. Seorang Muslim mesti berhati – hati, dan harus bertindak tegas terhadap pembicaraan – pembicaraan yang menjurus pada ghibah. Ia harus mengingatkan saudaranya yang tengah asyik mengghibah.

Jika ia tidak mampu mengubahnya, ia harus meninggalkan mereka. Jikalau ia tetap berada dalam forum itu, dan tidak berusaha untuk mengubah atau mengalihkannya pada pembicaraan lain, maka ia tak ubahnya dengan orang yang mengghibah tersebut. Dalam al-Qur’an, Allah SWT. berfirman:

Jika kamu melihat orang – orang yang mengolok – olok ayat – ayat Kami, maka berpalinglah kamu dari mereka, hingga mereka mengalihkan kepada pembicaraan yang lain. Dan jika kalian dilupakan setan (sehingga kamu duduk di forum itu), maka setelah kamu ingat, janganlah kalian duduk bersama – sama orang yang dzalim itu (QS. Al-Ana’Am : 68).

Ayat ini diperkuat juga dengan firman Allah SWT. dalam surat An-Nisa :140:

Dan Sesungguhnya Ia telah menurunkan atas kamu, di dalam al-Kitab ini, “Bahwa apabila kamu mendengar ayat – ayat Allah tidak dipercayai, dan diperolok – olok, maka janganlah kamu duduk beserta mereka, hingga mereka masuk kepada pembicaraan lain; sebab, [jika kalian melakukan seperti itu] maka kamu seperti mereka (QS. An-Nisa (4): 140).

apa itu ghibah

Imam Al-Thabariy, Tafsir Thabariy

Dalam menafsirkan surat al-Nisa :140, Ali al-Shabuniy berkata, “telah diturunkan kepada kalian, suatu perintah yang sangat jelas bagi orang – orang yang nyata – nyata beriman. Perintah itu adalah; jika kalian mendengar Al-Qur’an diingkari dan diolok – olok oleh orang – orang kafir dan para pengolok.

Maka janganlah kalian duduk bersama orang – orang yang mempermainkan ayat – ayat Allah itu. Sampai mereka mengalihkan pada pembicaraan lain dan tidak lagi mengolok – olok Al-Qur’an. Namun, jika kalian tetap duduk bersama mereka, maka kalian tidak ubahnya dengan mereka dalam hal kekufuran.” (Ali al-Shabuniy, Shafwat al-Tafasir, Juz I, hal.312).

Jika tetangga atau kawan dekat menggunjing orang lain, kita harus segera mengingatkannya, dan berusaha mengalihkannya pada pembicaraan lain. Jika upaya – upaya ini tidak berhasil, kita harus meninggalkan mereka.

Tindakan ini dilakukan agar kita terhindar dari ghibah,s ekaligus menyadarkan orang – orang yang suka menghibah, bahwa Anda tidak setuju dengan obrolan – obrolan mereka.

Baca juga: Meskipun Terasa Asyik, Ghibah Itu Ternyata Bisa Jadi Musibah Buat Kita Loh!

Article written by Hasannudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LOGO resmi SHARIA GREEN LAND
Sharia Green Land merupakan Developer Properti yang telah berdiri sejak 12 Februari 2015. Memiliki visi besar untuk membangun kawasan islami bagi masyarakat muslim. Tidak hanya menyediakan hunian untuk tempat tinggal. Namun juga kawasan islami diharapkan mampu memberikan ketenangan hati. Karena rumah lebih dari sekedar tempat tinggal.
Kenali Lebih Jauh

Mau mendapatkan informasi mengenai tulisan terupdate?

Silahkan isi form di bawah