Perselisihan suami istri merupakan hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan berumah tangga. Menjengkelkan memang, namun jika melihatnya dari sisi yang berbeda sebenarnya perselisihan ini bisa menjadi bumbu penyedap bagi hubungan suami istri.
Rasanya hampir mustahil ada keluarga yang tanpa perselisihan atau adem ayem selamanya. Keluarga Nabi Muhammad saja yang seorang Rasul tidak bisa lepas dari masalah ini. Suatu ketika Rasulullah pernah menegur Aisyah yang cemburu terhadap Khadijah. Pernah juga, Rasulullah diuji dengan sikap para istrinya yang minta ditambahkan jatah nafkahnya.
Perselisihan dalam rumah tangga bisa diibaratkan sebagai bumbu penyedap yang bisa mewarnai kehidupan. Tanpanya hidup kita terasa hambar dan cenderung flat. Oleh karena itu perselisihan dalam rumah tangga sangat wajar terjadi. Malah terkadang hal ini diperlukan untuk menguatkan sebuah hubungan.
Hanya saja jika terlalu banyak masalah dan tidak secepatnya diselesaikan, berpotensi mengancam keutuhan rumah tangga.
Supaya bisa menghadirkan rasa sabar, sebaiknya kita menanamkan pemahaman bahwa:
Pemahaman ini perlu dibangun, karena sebagian besar dari kita yang masih single sering beranggapan bahwa pernikahan itu akan dipenuhi segala hal yang indah-indah saja. Padahal rintangan dan ujian akan selalu ada mengintai setiap rumah tangga. Perlu ada kesiapan mental dan ilmu untuk menghadapinya.
Seperti pepatah arab mengatakan bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk memaafkan kesalahan pasangan. Terlebih lagi jika kesalahan yang dilakukannya tidak disengaja. Bisa jadi ia menganggap perbuatan yang dilakukannya itu adalah hal yang baik. Namun, kita melihatnya sebagai suatu kesalahan yang tidak perlu terjadi.
Sahabat, ayo kita bersama-sama menghidupkan sikap mudah memaafkan. Karena Allah sangat mencintai orang yang seperti ini. Dalam salah satu firman-Nya disebutkan bahwa orang yang mudah memaafkan itu adalah satu ciri orang yang bertakwa dan perindu surga.
Baca juga: Bagaimana Seharusnya Menyikapi Perbedaan yang Ada di Rumah?
Salah satu fitrah manusia adalah memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitupun pasangan kita yang tidak luput dari kekurangan. Sehingga diperlukan rasa sabar dan syukur untuk menjaga rumah tangga tetap harmonis. Bersabar atas kekurangan yang dimiliki pasangan kita, dan bersyukur atas kelebihan yang dimilikinya.
Ketika kita dihadapkan pada kekurangan yang dimiliki pasangan, maka cobalah untuk mengingat-ingat kembali kelebihan yang dimilikinya. Dengan begitu, kita akan banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, yaitu pasangan kita.
Baca juga: 4 Akhlak Pembangun Suasana “Rumahku Surgaku” Di Tempat Tinggal Anda
Salah satu perbuatan terpuji yang tidak mudah dilakukan adalah meminta maaf. Terkadang ketika rasa ego sedang melanda, rasanya berat sekali untuk meminta maaf. Seolah-olah dengan meminta maaf harga diri kita jadi jatuh.
Namun sahabat, pahala ibadah itu tidak hanya dinilai dari besar kecilnya, melainkan dari tingkat kesukarannya. Semakin berat dilakukan maka nilai pahalanya akan semakin besar. Begitupun dengan meminta maaf, semakin berat dilakukan, insyaAllah akan semakin besar pula pahala yang akan didapat.
Baca juga: 5 Cara Membangun Keluarga Islami, Senantiasa Harmonis di Kala Krisis
Kebahagiaan suatu rumah tangga banyak ditentukan oleh pasangan suami istri itu sendiri. Ketika dihadapkan dengan konflik, maka pilihannya ada dua. Pertama, menuruti amarah sesaat yang dampaknya berpotensi merusak keutuhan rumah tangga. Kedua, banyak bersabar dan bersyukur, serta berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan setiap permasalahan rumah tangga sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Wallahu a’lam
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Perselisihan suami istri merupakan hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan berumah tangga. Menjengkelkan memang, namun jika melihatnya dari sisi yang berbeda sebenarnya perselisihan ini bisa menjadi bumbu penyedap bagi hubungan suami istri.
Rasanya hampir mustahil ada keluarga yang tanpa perselisihan atau adem ayem selamanya. Keluarga Nabi Muhammad saja yang seorang Rasul tidak bisa lepas dari masalah ini. Suatu ketika Rasulullah pernah menegur Aisyah yang cemburu terhadap Khadijah. Pernah juga, Rasulullah diuji dengan sikap para istrinya yang minta ditambahkan jatah nafkahnya.
Perselisihan dalam rumah tangga bisa diibaratkan sebagai bumbu penyedap yang bisa mewarnai kehidupan. Tanpanya hidup kita terasa hambar dan cenderung flat. Oleh karena itu perselisihan dalam rumah tangga sangat wajar terjadi. Malah terkadang hal ini diperlukan untuk menguatkan sebuah hubungan.
Hanya saja jika terlalu banyak masalah dan tidak secepatnya diselesaikan, berpotensi mengancam keutuhan rumah tangga.
Supaya bisa menghadirkan rasa sabar, sebaiknya kita menanamkan pemahaman bahwa:
Pemahaman ini perlu dibangun, karena sebagian besar dari kita yang masih single sering beranggapan bahwa pernikahan itu akan dipenuhi segala hal yang indah-indah saja. Padahal rintangan dan ujian akan selalu ada mengintai setiap rumah tangga. Perlu ada kesiapan mental dan ilmu untuk menghadapinya.
Seperti pepatah arab mengatakan bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk memaafkan kesalahan pasangan. Terlebih lagi jika kesalahan yang dilakukannya tidak disengaja. Bisa jadi ia menganggap perbuatan yang dilakukannya itu adalah hal yang baik. Namun, kita melihatnya sebagai suatu kesalahan yang tidak perlu terjadi.
Sahabat, ayo kita bersama-sama menghidupkan sikap mudah memaafkan. Karena Allah sangat mencintai orang yang seperti ini. Dalam salah satu firman-Nya disebutkan bahwa orang yang mudah memaafkan itu adalah satu ciri orang yang bertakwa dan perindu surga.
Baca juga: Bagaimana Seharusnya Menyikapi Perbedaan yang Ada di Rumah?
Salah satu fitrah manusia adalah memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitupun pasangan kita yang tidak luput dari kekurangan. Sehingga diperlukan rasa sabar dan syukur untuk menjaga rumah tangga tetap harmonis. Bersabar atas kekurangan yang dimiliki pasangan kita, dan bersyukur atas kelebihan yang dimilikinya.
Ketika kita dihadapkan pada kekurangan yang dimiliki pasangan, maka cobalah untuk mengingat-ingat kembali kelebihan yang dimilikinya. Dengan begitu, kita akan banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, yaitu pasangan kita.
Baca juga: 4 Akhlak Pembangun Suasana “Rumahku Surgaku” Di Tempat Tinggal Anda
Salah satu perbuatan terpuji yang tidak mudah dilakukan adalah meminta maaf. Terkadang ketika rasa ego sedang melanda, rasanya berat sekali untuk meminta maaf. Seolah-olah dengan meminta maaf harga diri kita jadi jatuh.
Namun sahabat, pahala ibadah itu tidak hanya dinilai dari besar kecilnya, melainkan dari tingkat kesukarannya. Semakin berat dilakukan maka nilai pahalanya akan semakin besar. Begitupun dengan meminta maaf, semakin berat dilakukan, insyaAllah akan semakin besar pula pahala yang akan didapat.
Baca juga: 5 Cara Membangun Keluarga Islami, Senantiasa Harmonis di Kala Krisis
Kebahagiaan suatu rumah tangga banyak ditentukan oleh pasangan suami istri itu sendiri. Ketika dihadapkan dengan konflik, maka pilihannya ada dua. Pertama, menuruti amarah sesaat yang dampaknya berpotensi merusak keutuhan rumah tangga. Kedua, banyak bersabar dan bersyukur, serta berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan setiap permasalahan rumah tangga sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Wallahu a’lam
(Diedit oleh Nizar Tegar)