Setiap orang pastinya bercita-cita memiliki keluarga sakinah, yakni keluarga yang diliputi oleh ketentraman dan rasa kasih sayang. Salah satu tokoh yang patut kita jadikan role model untuk bisa membina keluarga sakinah adalah Rasulullah.
Rasulullah sangat memperhatikan istrinya. Hal ini terlihat bagaimana beliau sering mengajak istrinya untuk berdiskusi atau musyawarah saat mengambil suatu keputusan atau menghadapi suatu peristiwa. Misalnya saja saat Rasulullah mendapat wahyu pertama. Beliau menyampaikan rasa takutnya kepada Khadijah sesaat setelah menerima wahyu pertama.
Kala itu, Khadijah ra menghibur beliau seraya berkata,
Selain itu, Rasulllah SAW. juga terbilang kreatif dalam menjaga keharmonisan rumah tangganya. Beliau sering memanggil nama kesayangan terhadap istrinya. Di suatu saat beliau memanggil Aisyah dengan Aisy. Namun di saat yang lain beliau memanggil Aisyah dengan Humaira (yang berpipi kemerah-merahan).
Tidak cukup sampai disitu, terkadang beliau bersandar dan tidur di pangkuan istrinya meski sang istri sedang mengalami masa haid. Di kesempatan lain, beliau juga menemani istrinya untuk berjalan-jalan sambil berbincang-bincang di tengah kesibukannya.
Baca juga: Suami Idaman, Romantis Sama Istri Juga Dekat dengan Buah Hati
Rasulullah sangat romantis ketika makan bersama istrinya. Lihatlah saat beliau dan Aisyah makan sepiring berdua serta minum dari gelas yang sama. Bahkan pernah pula Rasulullah makan daging bekas bebas gigitan Aisyah ra.
Rasulullah tidak pernah mengomentari istrinya dalam perkara-perkara yang mubah. Beliau tidak pernah mencela masakan yang telah dipersiapkan oleh istrinya. Jika suka, beliau akan memakannya, namun jika tidak suka beliau membiarkannya tanpa memberikan cacian.
Selain itu Rasulullah juga sering membantu pekerjaan rumah dengan suka cita. Meski menjadi seorang Rasul dan pemimpin negara, beliau tidak segan untuk membantu istrinya menjahit baju, memerah susu, dan pekerjaan rumah lainnya.
Sebagian dari kita mungkin akan terbawa emosi ketika menghadapi istri yang sedang marah. Namun hal ini tidak terjadi bagi Rasulullah. Beliau menenangkan istrinya dengan sabar. Bahkan beliau mengajari sang istri bagaimana cara meredam amarah, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
“Ya Allah, Tuhan Muhammad. Ampunilah dosaku, hilangkan kemarahan hatiku, anugerahkan kepadaku pahala atas fitnah-fitnah yang menyesatkan selama Engkau menghidupkan kami.” (HR. Ahmad)
Anak-anak beliau dididik dengan orientasi akhirat. Lihat saja misalnya Zainab berhasil mengajak suaminya yang sebelumnya musyrik menjadi seorang muslim. Ruqayyah ikut suaminya (Utsman bin Affan ra) ke Habasyah demi dakwah. Ummi Kultsum kultsum menemani suaminya berdakwah di Madinah. Suaminya Ummi Kultsum adalah Utsman bin Affan setelah Ruqayyah wafat.
Rasulullah sebenarnya memiliki banyak anak laki-laki. Hanya saja sebagian besar dari mereka meninggal saat masih kecil. Meski begitu beliau memberikan kasih sayang yang cukup kepada anak-anaknya. Misalnya saja saat Ibrahim masih berada dalam masa persusuan, Rasulullah mendatanginya. Lalu beliau mengangkat Ibrahim dan mengecupnya. Ketika Ibrahim meninggal saat masih kanak-kanak beliau pun bersedih karenanya.
Baca juga: Jangan Sampai Lalai Ya! Ini Loh Kata Qur’an dan Hadis Mengenai Kewajiban Orangtua Mendidik Anak
Ada banyak riwayat yang menceritakan bagaimana kedekatan beliau dengan cucu-cucunya. Saat shalat berjemaah di masjid, Rasulullah menggendong salah satu cucu perempuannya yang bernama Umamah binti Zainab. Ketika beliau sujud, anak tersebut diletakkan di bawah. Namun ketika berdiri, digendong lagi.
Di kesempatan lain Rasulullah mengendong Hasan dan Husain saat shalat berjemaah. Hingga sampai sujud, beliau melamakan sujudnya. Karena penasaran para sahabatshahabat lalu bertanya apakah Rasulullah mendapatkan wahyu hingga sujudnya menjadi lama.
Di waktu senggang Rasulullah menyempatkan diri menemui cucu-cucunya untuk bermain dan mendoakan mereka dengan kebaikan. Pernah suatu ketika Rasulullah sengaja menemui cucunya selepas berpergian. Lalu beliau memboncengnya dalam suatu kendaraan. Pola interaksi juga dan pendidikan yang baik menjadikan Hasan dan Husain tumbuh menjadi pemimpin para ahli surga.
Baca juga: Nggak Perlu Gadget, Ini Dia Cara Mudah Mengatasi Anak Rewel
Demikian potret kehidupan sehari-hari Rasulullah. Beliau tidak hanya sukses menjadi seorang Rasul dan pemimpin negara, tetapi juga sukses menjadi ayah terbaik. Semoga dengan mengetahui kehidupan beliau, kita tambah semangat untuk merealisasikan keluarga sakinah. Aamiin…
Jangan lupa share jika tulisan ini bermanfaat. Terima kasih.
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Setiap orang pastinya bercita-cita memiliki keluarga sakinah, yakni keluarga yang diliputi oleh ketentraman dan rasa kasih sayang. Salah satu tokoh yang patut kita jadikan role model untuk bisa membina keluarga sakinah adalah Rasulullah.
Rasulullah sangat memperhatikan istrinya. Hal ini terlihat bagaimana beliau sering mengajak istrinya untuk berdiskusi atau musyawarah saat mengambil suatu keputusan atau menghadapi suatu peristiwa. Misalnya saja saat Rasulullah mendapat wahyu pertama. Beliau menyampaikan rasa takutnya kepada Khadijah sesaat setelah menerima wahyu pertama.
Kala itu, Khadijah ra menghibur beliau seraya berkata,
Selain itu, Rasulllah SAW. juga terbilang kreatif dalam menjaga keharmonisan rumah tangganya. Beliau sering memanggil nama kesayangan terhadap istrinya. Di suatu saat beliau memanggil Aisyah dengan Aisy. Namun di saat yang lain beliau memanggil Aisyah dengan Humaira (yang berpipi kemerah-merahan).
Tidak cukup sampai disitu, terkadang beliau bersandar dan tidur di pangkuan istrinya meski sang istri sedang mengalami masa haid. Di kesempatan lain, beliau juga menemani istrinya untuk berjalan-jalan sambil berbincang-bincang di tengah kesibukannya.
Baca juga: Suami Idaman, Romantis Sama Istri Juga Dekat dengan Buah Hati
Rasulullah sangat romantis ketika makan bersama istrinya. Lihatlah saat beliau dan Aisyah makan sepiring berdua serta minum dari gelas yang sama. Bahkan pernah pula Rasulullah makan daging bekas bebas gigitan Aisyah ra.
Rasulullah tidak pernah mengomentari istrinya dalam perkara-perkara yang mubah. Beliau tidak pernah mencela masakan yang telah dipersiapkan oleh istrinya. Jika suka, beliau akan memakannya, namun jika tidak suka beliau membiarkannya tanpa memberikan cacian.
Selain itu Rasulullah juga sering membantu pekerjaan rumah dengan suka cita. Meski menjadi seorang Rasul dan pemimpin negara, beliau tidak segan untuk membantu istrinya menjahit baju, memerah susu, dan pekerjaan rumah lainnya.
Sebagian dari kita mungkin akan terbawa emosi ketika menghadapi istri yang sedang marah. Namun hal ini tidak terjadi bagi Rasulullah. Beliau menenangkan istrinya dengan sabar. Bahkan beliau mengajari sang istri bagaimana cara meredam amarah, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
“Ya Allah, Tuhan Muhammad. Ampunilah dosaku, hilangkan kemarahan hatiku, anugerahkan kepadaku pahala atas fitnah-fitnah yang menyesatkan selama Engkau menghidupkan kami.” (HR. Ahmad)
Anak-anak beliau dididik dengan orientasi akhirat. Lihat saja misalnya Zainab berhasil mengajak suaminya yang sebelumnya musyrik menjadi seorang muslim. Ruqayyah ikut suaminya (Utsman bin Affan ra) ke Habasyah demi dakwah. Ummi Kultsum kultsum menemani suaminya berdakwah di Madinah. Suaminya Ummi Kultsum adalah Utsman bin Affan setelah Ruqayyah wafat.
Rasulullah sebenarnya memiliki banyak anak laki-laki. Hanya saja sebagian besar dari mereka meninggal saat masih kecil. Meski begitu beliau memberikan kasih sayang yang cukup kepada anak-anaknya. Misalnya saja saat Ibrahim masih berada dalam masa persusuan, Rasulullah mendatanginya. Lalu beliau mengangkat Ibrahim dan mengecupnya. Ketika Ibrahim meninggal saat masih kanak-kanak beliau pun bersedih karenanya.
Baca juga: Jangan Sampai Lalai Ya! Ini Loh Kata Qur’an dan Hadis Mengenai Kewajiban Orangtua Mendidik Anak
Ada banyak riwayat yang menceritakan bagaimana kedekatan beliau dengan cucu-cucunya. Saat shalat berjemaah di masjid, Rasulullah menggendong salah satu cucu perempuannya yang bernama Umamah binti Zainab. Ketika beliau sujud, anak tersebut diletakkan di bawah. Namun ketika berdiri, digendong lagi.
Di kesempatan lain Rasulullah mengendong Hasan dan Husain saat shalat berjemaah. Hingga sampai sujud, beliau melamakan sujudnya. Karena penasaran para sahabatshahabat lalu bertanya apakah Rasulullah mendapatkan wahyu hingga sujudnya menjadi lama.
Di waktu senggang Rasulullah menyempatkan diri menemui cucu-cucunya untuk bermain dan mendoakan mereka dengan kebaikan. Pernah suatu ketika Rasulullah sengaja menemui cucunya selepas berpergian. Lalu beliau memboncengnya dalam suatu kendaraan. Pola interaksi juga dan pendidikan yang baik menjadikan Hasan dan Husain tumbuh menjadi pemimpin para ahli surga.
Baca juga: Nggak Perlu Gadget, Ini Dia Cara Mudah Mengatasi Anak Rewel
Demikian potret kehidupan sehari-hari Rasulullah. Beliau tidak hanya sukses menjadi seorang Rasul dan pemimpin negara, tetapi juga sukses menjadi ayah terbaik. Semoga dengan mengetahui kehidupan beliau, kita tambah semangat untuk merealisasikan keluarga sakinah. Aamiin…
Jangan lupa share jika tulisan ini bermanfaat. Terima kasih.
(Diedit oleh Nizar Tegar)