Pagar minimalis memiliki karakter yang sederhana dan efisien dalam bentuk, serta mudah dalam perawatannya.
Saat ini gaya minimalis menjadi tren di berbagai kalangan masyarakat Indonesia, terutama di perkotaan. Hal ini turut memberikan pengaruh terhadap desain rumah, termasuk pagar. Pagar minimalis memiliki daya tarik tersendiri karena desainnya yang terkesan simpel dan juga fungsional bisa menjadi eye center bagi siapa pun yang meliriknya.
Pagar minimalis memiliki karakter yang sederhana dan efisien dalam bentuk, serta mudah dalam perawatannya. Karena alasan tersebut, pagar jenis ini digemari oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Bahkan secara general, rumah dengan konsep lain, mendesain pagarnya seminimalis mungkin.
Pada bidang arsitektur, minimalis didefinisikan sebagai metode perancangan yang fungsional. Estetikanya terpenuhi hanya dengan elemen yang paling esensial dan mendasar, artinya dari sisi desain konsepnya sederhana, tanpa ornamen yang berlebihan. Pada prinsipnya, minimalis memiliki tujuan untuk mengakomodasi kehidupan secara sederhana, namun tetap mengedepankan nilai estetika. Minimalis menunjukkan kesederhanaan struktur, kelurusan, dan juga menerapkan struktur yang logis dan masuk akal.
Desain pagar minimalis sangat menonjolkan fungsionalitas dan kesederhanaan. Artinya, pagar tidak akan “menyaingi” rumah atau bangunan yang berada di belakangnya.
Meski memiliki kesan sederhana, namun pada perkembangannya pagar minimalis mulai menerapkan konsep kreatif yang turut menambah nilai estetis pada tampilannya. Permainan garis geometri yang teratur dan jelas seolah memberi kesan bahwa inilah konsep minimalis yang sedang tren saat ini.
Selain itu, Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, seperti batu alam, memberi kesan bahwa penggunaan batu alam saat finishing pagar minimalis merupakan suatu keharusan. Batu alam didesain sedemikian rupa sehingga bila disusun akan tercipta bidang geometri.
Baca juga: 3 Tips Desain Rumah Minimalis Modern, Untuk Menyiasati Ruang Sempit Terasa Lega
Konsep minimalis sangat menekankan pada keutuhan lingkungan dengan menggunakan bahan yang tidak berlebihan atau boros. Material atau bahan yang digunakan biasanya bersifat alami dan berasal dari lokal. Dengan kata lain material tersebut berasal dari lingkungan sekitar rumah yang akan dibangun.
Sebenarnya masyarakat Indonesia telah mengaplikasikan konsep minimalis sejak jaman dahulu kala. Lihat saja misalnya rumah – rumah tradisional, biasanya menggunakan kayu karena memang material itulah yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar. Menggunakan material yang berasal dari luar pulau, apalagi luar negeri, bukanlah gaya minimalis.
Konsep minimalis saat ini cukup berbeda dengan masa terdahulu. Hadirnya penemuan di bidang ilmu kimia dan juga teknologi mendorong kemunculan material bangunan yang bersifat instant dengan jumlah yang sangat melimpah, misalnya pasir, semen, batu, dan besi. Kayu yang dahulunya bahan minimalis dan mudah didapat kini menjadi barang mewah karena keserakahan dan ulah manusia yang tidak bijak dalam mengelola hutan.
Saat ini banyak masyarakat yang menggunakan pasir, semen, besi, dan batu sebagai bahan dasar pagar minimalis. Jarang sekali orang yang menggunakan kayu sebagai bahan pembuatan pagar. Berbeda dengan besi yang paling sering digunakan karena jumlahnya yang sangat melimpah. Terlebih lagi material satu ini dapat didaur ulang menjadi bahan yang lebih bermanfaat.
Tanaman merupakan salah satu bahan pagar yang paling ekonomis dan mudah pengerjaannya. Dengan catatan, pagar tanaman lebih cocok diterapkan pada perumahan dengan sistem cluster yang terjamin keamanannya.
Salah satu alasan pagar minimalis banyak digemari oleh masyarakat adalah perawatannya yang cukup mudah. Desainnya yang detail jelas, polos, dan teratur membuat perawatan pagar minimalis relatif mudah dan juga dapat diselesaikan dengan cepat.
Baca juga: Gak Perlu Ribet, Gunakan Soda Api Untuk Wastafel Mampet
Pagar minimalis memiliki karakter yang sederhana dan efisien dalam bentuk, serta mudah dalam perawatannya.
Saat ini gaya minimalis menjadi tren di berbagai kalangan masyarakat Indonesia, terutama di perkotaan. Hal ini turut memberikan pengaruh terhadap desain rumah, termasuk pagar. Pagar minimalis memiliki daya tarik tersendiri karena desainnya yang terkesan simpel dan juga fungsional bisa menjadi eye center bagi siapa pun yang meliriknya.
Pagar minimalis memiliki karakter yang sederhana dan efisien dalam bentuk, serta mudah dalam perawatannya. Karena alasan tersebut, pagar jenis ini digemari oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Bahkan secara general, rumah dengan konsep lain, mendesain pagarnya seminimalis mungkin.
Pada bidang arsitektur, minimalis didefinisikan sebagai metode perancangan yang fungsional. Estetikanya terpenuhi hanya dengan elemen yang paling esensial dan mendasar, artinya dari sisi desain konsepnya sederhana, tanpa ornamen yang berlebihan. Pada prinsipnya, minimalis memiliki tujuan untuk mengakomodasi kehidupan secara sederhana, namun tetap mengedepankan nilai estetika. Minimalis menunjukkan kesederhanaan struktur, kelurusan, dan juga menerapkan struktur yang logis dan masuk akal.
Desain pagar minimalis sangat menonjolkan fungsionalitas dan kesederhanaan. Artinya, pagar tidak akan “menyaingi” rumah atau bangunan yang berada di belakangnya.
Meski memiliki kesan sederhana, namun pada perkembangannya pagar minimalis mulai menerapkan konsep kreatif yang turut menambah nilai estetis pada tampilannya. Permainan garis geometri yang teratur dan jelas seolah memberi kesan bahwa inilah konsep minimalis yang sedang tren saat ini.
Selain itu, Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, seperti batu alam, memberi kesan bahwa penggunaan batu alam saat finishing pagar minimalis merupakan suatu keharusan. Batu alam didesain sedemikian rupa sehingga bila disusun akan tercipta bidang geometri.
Baca juga: 3 Tips Desain Rumah Minimalis Modern, Untuk Menyiasati Ruang Sempit Terasa Lega
Konsep minimalis sangat menekankan pada keutuhan lingkungan dengan menggunakan bahan yang tidak berlebihan atau boros. Material atau bahan yang digunakan biasanya bersifat alami dan berasal dari lokal. Dengan kata lain material tersebut berasal dari lingkungan sekitar rumah yang akan dibangun.
Sebenarnya masyarakat Indonesia telah mengaplikasikan konsep minimalis sejak jaman dahulu kala. Lihat saja misalnya rumah – rumah tradisional, biasanya menggunakan kayu karena memang material itulah yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar. Menggunakan material yang berasal dari luar pulau, apalagi luar negeri, bukanlah gaya minimalis.
Konsep minimalis saat ini cukup berbeda dengan masa terdahulu. Hadirnya penemuan di bidang ilmu kimia dan juga teknologi mendorong kemunculan material bangunan yang bersifat instant dengan jumlah yang sangat melimpah, misalnya pasir, semen, batu, dan besi. Kayu yang dahulunya bahan minimalis dan mudah didapat kini menjadi barang mewah karena keserakahan dan ulah manusia yang tidak bijak dalam mengelola hutan.
Saat ini banyak masyarakat yang menggunakan pasir, semen, besi, dan batu sebagai bahan dasar pagar minimalis. Jarang sekali orang yang menggunakan kayu sebagai bahan pembuatan pagar. Berbeda dengan besi yang paling sering digunakan karena jumlahnya yang sangat melimpah. Terlebih lagi material satu ini dapat didaur ulang menjadi bahan yang lebih bermanfaat.
Tanaman merupakan salah satu bahan pagar yang paling ekonomis dan mudah pengerjaannya. Dengan catatan, pagar tanaman lebih cocok diterapkan pada perumahan dengan sistem cluster yang terjamin keamanannya.
Salah satu alasan pagar minimalis banyak digemari oleh masyarakat adalah perawatannya yang cukup mudah. Desainnya yang detail jelas, polos, dan teratur membuat perawatan pagar minimalis relatif mudah dan juga dapat diselesaikan dengan cepat.
Baca juga: Gak Perlu Ribet, Gunakan Soda Api Untuk Wastafel Mampet