Pembuatan Dinding Penahan Tanah (DPT) di area miring penting dilakukan karena memiliki fungsi untuk keamanan.
Seiring bertambahnya penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal tentu akan semakin meningkat. Sehingga banyak kawasan yang dibuka untuk pemukiman.
Lahan yang awalnya berupa kebun, sawah, atau area kosong disulap menjadi bangunan. Berbagai bentuk dan desain yang menarik bermunculan seiring dengan perkembangan jalan.
Sayangnya saat mendirikan bangunan tidak semudah membalikan telapak tangan. Terkadang kita memiliki keinginan untuk membangun rumah di atas tanah yang tidak rata atau lahan miring.
Hal tersebut tentu saja perlu penanganan khusus supaya bangunan yang kita dirikan benar-benar kokoh. Salah satu konstruksi yang biasanya ada pada bangunan di lahan miring adalah Dinding Penahan Tanah (DPT).
DPT menjadi salah satu bagian penting bagi konstruksi suatu bangunan. Terlebih lagi jika bangunan tersebut berada di atas lahan miring.
Dinding Penahan Tanah (DPT) adalah suatu struktur bangunan yang berperan untuk menjaga kestabilan tanah di lahan miring. Adanya dinding ini diharapkan mampu menahan tanah untuk bergerak atau longsor.
DPT seringkali ditemui pada basement gedung bertingkat dan abutment jembatan (bagian bawah jembatan di kedua sisi yang berfungsi untuk menahan beban).
DPT juga sering digunakan oleh perumahan yang berada pada lahan miring. Misalnya saja perumahan di Bandung, Sharia Islamic Cimuncang.
Jika dilihat dari segi materi mungkin pembangunan perumahan di lahan miring membutuhkan dana yang besar. Namun pihak developer memutuskan membuka proyek di lokasi tersebut karena memiliki view yang cantik. Sehingga diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya tanpa mengesampingkan aspek keamanan.
Dilihat dari fungsi, DPT memiliki beberapa manfaat untuk meningkatkan aspek keamanan dalam satu kawasan, diantaranya:
Dalam ilmu teknik dikenal dengan istilah gaya tekan lateral aktif. Gaya ini menyebabkan pergeseran pada tanah miring atau longsor. Ketika ada DPT diharapkan gaya ini dapat ditahan, sehingga tidak terjadi longsor.
Adanya DPT diharapkan mampu menahan gaya tekan lateral air. Gaya ini terjadi ketika ada tekanan air yang besar, misalnya banyaknya air yang terkumpul saat hujan lebat.
DPT wajib dipasang di lahan miring untuk menahan pergerakan tanah. Ada banyak jenis DPT yang bisa dipilih tergantung kebutuhan, jenis bangunan, dan kondisi tanah. Masing-masing jenis DPT memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Simak ulasannya berikut ini.
Dinding penahan gravitasi memiliki fungsi untuk menahan tekanan lateral tanah. Dinding ini biasanya diaplikasikan pada lahan bertebing atau area timbunan tanah.
Prinsip kerja dinding penahan gravitasi adalah menggunakan bobot konstruksinya yang berat untuk menjaga kestabilan tanah.
Adapun bahan yang biasa digunakan adalah beton bertulang dan pasangan batu.
DPT jenis ini digunakan oleh Sharia Islamic Cimuncang untuk menahan tanah yang cenderung landai. Dengan ketinggian mencapai 4 meter diharapkan mampu menahan pergerakan tanah.
Dinding Kantilever dibangun dengan mengkombinasikan dinding dan beton bertulang hingga membentuk pola seperti huruf T. Biasanya ketebalan dari dinding ini lebih tipis dibandingkan dinding penahan gravitasi. Maka itu beton bertulang diberikan untuk membuat struktur menjadi kokoh.
Cara kerja dinding Kantilever adalah dengan mengandalkan daya jepit pada rangkaian strukturnya. Dasar dari dinding Kantilever yang berbentuk memanjang seperti telapak memiliki fungsi untuk menjaga kekokohan struktur bangunan dari tekanan tanah.
Jika Anda kebetulan melewati bendungan, kemungkinan akan menemui struktur bangunan ini. Karena memang dinding penahan Sheet Pile biasanya digunakan untuk menahan air pada bendungan. Adapun material yang umumnya digunakan adalah beton prategang.
DPT yang tidak kalah sering digunakan adalah dinding penahan bronjong atau gabion. Disebut demikian karena pembuatannya menggunakan kawat bronjong.
Langkah pertama membangun dinding penahan bronjong adalah dengan membuat blok-blok kecil berisi belahan batu kali. Kemudian disusun secara vertikal hingga membentuk dinding.
Uniknya, dinding penahan ini tidak hanya berperan untuk menahan pergerakan tanah, tetapi juga bisa meningkatkan resapan air ke dalam tanah.
Dinding penahan jenis ini dibangun dari kumpulan blok-blok beton padat yang disusun secara vertikal. Supaya tumpukan blok tersebut kokoh, maka koneksi antar blok disertai sistem kuncian.
Salah satu jenis dinding penahan tanah yang sering dibangun pada basement adalah diaphragm wall. Dinding ini dibuat melalui rangkaian besi beton yang dicor dengan sistem modular. Sehingga sangat cocok untuk pembangunan konstruksi bawah tanah.
Selain diaphgram wall, DPT contiguous pile dan soldier pile sering digunakan untuk konstruksi bawah tanah. Umumnya, pembuatan dinding penahan jenis ini dikombinasikan dengan sistem anchor yang dapat meningkatkan daya tahan dari dari tekanan tanah aktif lateral.
Revetment kerap kali digunakan untuk melindungi tanah dari gerusan ombak pantai atau aliran sungai. Sehingga tidak heran jika di pinggiran pantai atau sungai sering dijumpai struktur bangunan ini.
Adapun material yang sering digunakan untuk membangun revetment adalah bebatuan, beton, atau bahkan kayu.
Dinding penahan jenis crib walls umumnya terbuat dari potongan-potongan logam, beton precast, atau kayu. Struktur ini ditopang oleh angkur-angkur yang ditanam ke dalam tanah untuk menciptakan kestabilan tanah.
Berbagai Dinding Penahan Tanah (DPT) di atas memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Sehingga pemilihan DPT sebaiknya disesuaikan dengan struktur bangunan, lokasi, dan ketersediaan dana.
(Diedit oleh Nizar Tegar)
Pembuatan Dinding Penahan Tanah (DPT) di area miring penting dilakukan karena memiliki fungsi untuk keamanan.
Seiring bertambahnya penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal tentu akan semakin meningkat. Sehingga banyak kawasan yang dibuka untuk pemukiman.
Lahan yang awalnya berupa kebun, sawah, atau area kosong disulap menjadi bangunan. Berbagai bentuk dan desain yang menarik bermunculan seiring dengan perkembangan jalan.
Sayangnya saat mendirikan bangunan tidak semudah membalikan telapak tangan. Terkadang kita memiliki keinginan untuk membangun rumah di atas tanah yang tidak rata atau lahan miring.
Hal tersebut tentu saja perlu penanganan khusus supaya bangunan yang kita dirikan benar-benar kokoh. Salah satu konstruksi yang biasanya ada pada bangunan di lahan miring adalah Dinding Penahan Tanah (DPT).
DPT menjadi salah satu bagian penting bagi konstruksi suatu bangunan. Terlebih lagi jika bangunan tersebut berada di atas lahan miring.
Dinding Penahan Tanah (DPT) adalah suatu struktur bangunan yang berperan untuk menjaga kestabilan tanah di lahan miring. Adanya dinding ini diharapkan mampu menahan tanah untuk bergerak atau longsor.
DPT seringkali ditemui pada basement gedung bertingkat dan abutment jembatan (bagian bawah jembatan di kedua sisi yang berfungsi untuk menahan beban).
DPT juga sering digunakan oleh perumahan yang berada pada lahan miring. Misalnya saja perumahan di Bandung, Sharia Islamic Cimuncang.
Jika dilihat dari segi materi mungkin pembangunan perumahan di lahan miring membutuhkan dana yang besar. Namun pihak developer memutuskan membuka proyek di lokasi tersebut karena memiliki view yang cantik. Sehingga diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya tanpa mengesampingkan aspek keamanan.
Dilihat dari fungsi, DPT memiliki beberapa manfaat untuk meningkatkan aspek keamanan dalam satu kawasan, diantaranya:
Dalam ilmu teknik dikenal dengan istilah gaya tekan lateral aktif. Gaya ini menyebabkan pergeseran pada tanah miring atau longsor. Ketika ada DPT diharapkan gaya ini dapat ditahan, sehingga tidak terjadi longsor.
Adanya DPT diharapkan mampu menahan gaya tekan lateral air. Gaya ini terjadi ketika ada tekanan air yang besar, misalnya banyaknya air yang terkumpul saat hujan lebat.
DPT wajib dipasang di lahan miring untuk menahan pergerakan tanah. Ada banyak jenis DPT yang bisa dipilih tergantung kebutuhan, jenis bangunan, dan kondisi tanah. Masing-masing jenis DPT memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Simak ulasannya berikut ini.
Dinding penahan gravitasi memiliki fungsi untuk menahan tekanan lateral tanah. Dinding ini biasanya diaplikasikan pada lahan bertebing atau area timbunan tanah.
Prinsip kerja dinding penahan gravitasi adalah menggunakan bobot konstruksinya yang berat untuk menjaga kestabilan tanah.
Adapun bahan yang biasa digunakan adalah beton bertulang dan pasangan batu.
DPT jenis ini digunakan oleh Sharia Islamic Cimuncang untuk menahan tanah yang cenderung landai. Dengan ketinggian mencapai 4 meter diharapkan mampu menahan pergerakan tanah.
Dinding Kantilever dibangun dengan mengkombinasikan dinding dan beton bertulang hingga membentuk pola seperti huruf T. Biasanya ketebalan dari dinding ini lebih tipis dibandingkan dinding penahan gravitasi. Maka itu beton bertulang diberikan untuk membuat struktur menjadi kokoh.
Cara kerja dinding Kantilever adalah dengan mengandalkan daya jepit pada rangkaian strukturnya. Dasar dari dinding Kantilever yang berbentuk memanjang seperti telapak memiliki fungsi untuk menjaga kekokohan struktur bangunan dari tekanan tanah.
Jika Anda kebetulan melewati bendungan, kemungkinan akan menemui struktur bangunan ini. Karena memang dinding penahan Sheet Pile biasanya digunakan untuk menahan air pada bendungan. Adapun material yang umumnya digunakan adalah beton prategang.
DPT yang tidak kalah sering digunakan adalah dinding penahan bronjong atau gabion. Disebut demikian karena pembuatannya menggunakan kawat bronjong.
Langkah pertama membangun dinding penahan bronjong adalah dengan membuat blok-blok kecil berisi belahan batu kali. Kemudian disusun secara vertikal hingga membentuk dinding.
Uniknya, dinding penahan ini tidak hanya berperan untuk menahan pergerakan tanah, tetapi juga bisa meningkatkan resapan air ke dalam tanah.
Dinding penahan jenis ini dibangun dari kumpulan blok-blok beton padat yang disusun secara vertikal. Supaya tumpukan blok tersebut kokoh, maka koneksi antar blok disertai sistem kuncian.
Salah satu jenis dinding penahan tanah yang sering dibangun pada basement adalah diaphragm wall. Dinding ini dibuat melalui rangkaian besi beton yang dicor dengan sistem modular. Sehingga sangat cocok untuk pembangunan konstruksi bawah tanah.
Selain diaphgram wall, DPT contiguous pile dan soldier pile sering digunakan untuk konstruksi bawah tanah. Umumnya, pembuatan dinding penahan jenis ini dikombinasikan dengan sistem anchor yang dapat meningkatkan daya tahan dari dari tekanan tanah aktif lateral.
Revetment kerap kali digunakan untuk melindungi tanah dari gerusan ombak pantai atau aliran sungai. Sehingga tidak heran jika di pinggiran pantai atau sungai sering dijumpai struktur bangunan ini.
Adapun material yang sering digunakan untuk membangun revetment adalah bebatuan, beton, atau bahkan kayu.
Dinding penahan jenis crib walls umumnya terbuat dari potongan-potongan logam, beton precast, atau kayu. Struktur ini ditopang oleh angkur-angkur yang ditanam ke dalam tanah untuk menciptakan kestabilan tanah.
Berbagai Dinding Penahan Tanah (DPT) di atas memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Sehingga pemilihan DPT sebaiknya disesuaikan dengan struktur bangunan, lokasi, dan ketersediaan dana.
(Diedit oleh Nizar Tegar)